Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bapontar Sangihe

Mengunjungi Rumah Raja Manganitu Welem Mocodompis di Kepulauan Sangihe

Dinding bangunannya dibuat dari kayu dan bambu yang dianyam serta ditutup dengan plesteran semen, pasir dan kapur.

Jumadi Mappanganro
Rumah Raja Manganitu di Desa Taloarane, Kecamatan Manganitu, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Jumat (25/3/2022) sore. 

Sore itu, tetiba hujan deras saat saya hendak memasuki halaman Rumah Raja Manganitu. Namun hujan tak berlangsung lama.

Kami senang karena dibolehkan memasuki semua ruangan di rumah raja tersebut. Termasuk ruang kerja dan kamar tidur raja. Di dalam kamar itu terlihat ada ranjang besar.

“Ranjang ini dulunya adalah tempat tidur Raja Welem Mocodompis,” ujar pemilik nama lengkap Femmy Elsye Oktoviane Montang, SE, Ak, M.Acc ini.

Juga masih ada lemari berisi keramik dan benda-benda peninggalan kerajaan yang terbuat dari kuningan

Di dalam istana ini, juga masih ada lemari berisi banyak buku-buku berbahasa asing. Diletakkan di ruang keluarga.

Saya sempat berkeinginan memegang dan membuka lembaran-lembaran buku tersebut. Namun karena khawatir robek, saya mengurungkan keinginan membuka buku-buku itu.

Buku koleksi Raja Manganitu Welem Mocodompis yang ada di Rumah Raja Manganitu, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulut, Jumat (25/3/2022).
Buku koleksi Raja Manganitu Welem Mocodompis yang ada di Rumah Raja Manganitu, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulut, Jumat (25/3/2022). (Jumadi Mappanganro)

Sementara di bagian ruang tamu terlihat beberapa foto hitam putih yang mengabadikan raja dan keluarga Kerajaan Manganitu.

Puas menyusuri setiap ruangan Istana Raja Manganitu, kami kemudikan disuguhkan teh, kopi, dan pisang goreng panas.

Kami pun menikmati hidangan itu di ruang keluarga Istana Raja Manganitu. Sungguh nikmat. Apalagi suhu udara sore itu terasa dingin seusai hujan.

Selain rombongan dari Disparda Sangihe, sore itu turut hadir Camat Manganitu Julian Pesik.

Baca juga: Melihat Potensi Alam dan Budaya Masyarakat Sangihe di Galeri Seni Adhyaksa Creative Center

Sembari menikmati hidangan, Femmy Montang pun memberi kami penjelasan tentang kerajaan-kerajaan yang pernah memerintah di Kepulauan Sangihe dan wilayah-wilayah kekuasaannya.

Selain Kerajaan Manganitu (1600-1949) katanya, di Kepulauan Sangihe juga pernah ada Kerajaan Kendahe (1570-1893), Kerajaan Tabukan (1530- 1953), maupun Kerajaan Sawang.

Foto Raja Manganitu Welem Mocodompis yang dipajang di ruang tamu Rumah Raja Manganitu di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulut.
Foto Raja Manganitu Welem Mocodompis yang dipajang di ruang tamu Rumah Raja Manganitu di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulut. (Jumadi Mappanganro)

Juga pernah ada Kerajaan Tamako, Kerajaan Tahuna, Kerajaan Kolongan, Kerajaan Kauhis, hingga Kerajaan Limau.

Namun Kerajaan Manganitu dianggap paling eksis. Sebab istana raja, perlengkapan raja dan hingga makam raja-rajanya masih bisa dilihat hingga sekarang.

Setiap 20 Agustus juga ada peringatan meninggalnya Raja Manganitu MH Mocodompis yang meninggal pada 20 Agustus 1880. Raja bagi orang Sangihe disebut Kulano.

Hari sudah mulai gelap saat Kami meninggalkan Rumah Raja Manganitu. (jum)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved