Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Digital Activity

Pendeta David Tulaar Jelaskan Kenapa di Eropa Agama dan Politik Dipisahkan

Menjawab SMS Tribun Baku Dapa menghadirkan tiga narasumber dengan topik SMS Ke-81 GMIM, Menjawab Tantangan Gereja? 

Penulis: Fistel Mukuan | Editor: Rizali Posumah
tribunmanado.co.id
Tribun Baku Dapa menghadirkan tiga narasumber dengan topik SMS Ke-81 GMIM. 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Sidang Majelis Sinode (SMS) GMIM, kini sementara berlangsung selama tiga hari 28 hingga 30 Maret 2022. 

Dalam SMS Ke-81 ini akan dilakukan pemilihan struktual ketua hingga anggota di Sinode GMIM. 

Membahas SMS tersebut, Tribun Baku Dapa menghadirkan tiga narasumber dengan topik SMS Ke-81 GMIM, Menjawab Tantangan Gereja? 

Mereka yakni Dra Mona Saroinsong MA pengamat dan aktivis Gereja, aktivis sosial, aktivis perempuan dan anak, dan pekerja kemanusiaan.

Kemudian ada Drs Max Rembang M.Si yang merupakan enasehat Jemaat GMIM Musafir Kleak dan Manado Barat Daya serta Pendeta David Tulaar S.Th pendeta GMIM. 

Program acara Tribun Baku Dapa ini dipandu langsung jurnalis senior Aswin Lumintang. 

Max Rembang dalam kesempatan tersebut membuka percakapan mengatakan, GMIM sebagai salah satu gereja yang besar di Sulut. 

Untuk itu, kata dia, cukup menarik perhatian jika ada perhelatan baik di Jemaat, Wilayah sampai Sinode. 

Menurutnya, dalam pemilihan Diaken dan Penatua di jemaat-jemaat itu sangat banyak persyaratan dan dilakukan secara ketat sekali. 

"Apalagi ini pemerintahan Kristus, jadi bagaimana mengedepankan seorang pemimpin yang benar-benar takut akan Tuhan," ucapnya. 

Lebih lanjut ia sampaikan, pemimpin GMIM ke depan harus memiliki keteladanan sesuai persyaratan yang ditetapkan gereja. 

Disampaikannya, sidang ini adalah wadah pengambilan keputusan tertinggi di GMIM. 

"Gereja adalah garam dan terang dunia, untuk itu gereja harus berwibawa, karena sejarah mencatat bung Karno pun menghargai ketua Sinode waktu itu. 

"Gereja waktu itu dihormati karena memiliki karakter yang jelas," ucapnya. 

Sementara menurut Mona Saroinsong  dalam sidang ini ada banyak harapan, karena menentukan langkah GMIM ke depan. 

"Saya pribadi sangat harapkan bisa mengeluarkan produk-produk yang inklusif," kata Mona. 

Mona kemudian menjelaskan tantangan Sidang Sinode saat ini. Ia mempertanyakan hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran gereka. 

Sedangkan pendeta David Tulaar katakan kalau bicara tentang gereja dasarnya adalah visi kerajaan Allah. 

Ia kemudian menyinggung Eropa yang memisahkan politik dan agama. 

"Di masyarakat Eropa terjadi pertimbangan, kenapa agama dan politik itu harus dipisahkan, karena ada yang tidak cocok," tegasnya. 

Sementara itu, kata dia, di Indonesia pihak pemuka agama dan lembaga agama justru menjalin kemitraan dengan pemerintah. 

"Tantangan terbesar yang harus digumuli kalau vertikal dan horizontal mau dipertemukan," tutupnya.

Pedagang Pasar Serasi Kotamobagu Setuju Hasil RDP DPRD Kotamobagu

Kawal Moralitas Gereja, Bupati Mitra Beri Sinyal Siap Pimpin Panji Yosua

Kepala Pria Ini Tersangkut Knalpot, Ternyata Akibat Mabuk hingga Tak Sadar Tidur di Knalpot Motornya

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved