Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Rusia vs Ukraina

Ramai Dikecam Dunia, Ini Daftar 6 Negara yang Masih Ingin Bersahabat dengan Rusia, Siapa Saja?

Sejumlah negara kecil telah menyatakan dukungan tanpa syarat untuk Rusia sejak pasukan Vladimir Putin masuk ke Ukraina.

(Twitter Mohamed bin Zayed)
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohamed bin Zayed 

Sejak perang dimulai, Perdana Menteri Israel Naftali Bennet telah bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow dan melakukan beberapa percakapan telepon dengannya, serta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Sejak Rusia mengerahkan pasukan ke Suriah untuk mendukung rezim Bashar Assad, Israel telah menjalin kesepahaman dengan Moskow yang memungkinkan pasukan Israel menyerang pengiriman senjata Iran ke Hizbullah di Lebanon atau milisi lain yang didukung Iran di Suriah, menurut mantan pejabat AS.

"Kami memiliki semacam batas dengan Rusia," ujar Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid bulan lalu, sesaat sebelum invasi.

Rusia adalah "kekuatan penting" di Suriah, kata Lapid, sehingga Israel berada dalam "situasi negara-negara Baltik".

Karena Rusia dan Ukraina memiliki komunitas Yahudi yang besar, ujarnya, ia harus "lebih berhati-hati daripada menteri luar negeri lainnya di dunia."

Begitu Putin mengirim pesawat Rusia dan pasukannya ke Suriah pada 2015, "Israel menganggapnya sangat serius sebagai penengah," kata Eric Edelman, mantan diplomat senior AS dan pejabat pertahanan, yang kini bertempat di lembaga pemikir Center for Strategic and Budgetary Assessments.

Ketika ditanya apakah oligarki Rusia yang memiliki properti dan hubungan dengan Israel mungkin bisa menghindari sanksi Barat di negara itu, Lapid bersumpah, "Israel tidak akan menjadi jalan bagi Rusia untuk melewati sanksi yang dijatuhkan AS dan negara-negara Barat lainnya."

Pejabat Israel, bagaimanapun, mengatakan pemerintah tak punya wewenang untuk menghentikan perusahaan Israel berbisnis dengan perusahaan Rusia.

3. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA)

Arab Saudi dan UEA telah menghindar mendukung pemerintahan Biden dalam upaya mengisolasi dan menghukum Rusia atas invasi ke Ukraina.

Kedua negara itu juga menghindari mengkritik Moskow sejak pasukan Rusia memulai apa yang disebut Putin sebagai "operasi militer khusus".

UEA bulan lalu abstain dari pemungutan suara Dewan Keamanan PBB yang mengutuk invasi Rusia.

Sejauh ini, negara-negara Teluk belum memilih untuk meningkatkan produksi minyak untuk mengendalikan kenaikan harga, meski ada permintaan dari Washington dan pemerintah Barat lainnya.

Monarki Teluk Rusia yang kaya melihat Rusia sebagai aktor penting dalam koalisi produsen minyak yang dirancang untuk mengelola pasar minyak global.

Pada 2019, Saudi dan negara produsen minyak terbesar lainnya mengundang Rusia untuk membentuk kelompok yang dikenal sebagai "OPEC+".

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved