Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Rusia vs Ukraina

Potret 'Neraka' di Mariupol: Rusia Menyerang Setiap 30 Menit, Warga Saling Serang Berebut Makanan

Warga Mariupol menjarah toko dan saling menyerang satu sama lain demi mendapatkan makanan, di tengah kepungan pasukan Rusia

(YT Ap News)
Potret 'Neraka' di Mariupol: Rusia Menyerang Setiap 30 Menit, Warga Saling Serang Berebut Makanan 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Seorang pejabat di Ukraina mengatakan, warga sipil terperangkap di Mariupol Ukraina, Jumat (11/3/2022).

Ia mengklaim serangan Rusia "setiap 30 menit" telah menggagalkan upaya evakuasi dari kota pelabuhan yang terkepung.

Sekitar 400.000 orang tetap berada di Mariupol.

Baca juga: Gebrakan Baru Panglima Jenderal Andika Perkasa: Hapus Aturan Belum Kawin Syarat Masuk PA PK TNI

Wali Kota Vadym Boychenko mengatakan, pasukan Rusia kejam dan dengan sengaja menyerang gedung-gedung apartemen.

Alhasil Warga Mariupol menjarah toko dan saling menyerang satu sama lain demi mendapatkan makanan, di tengah kepungan pasukan Rusia yang terus menyerang kota pelabuhan di Laut Azov itu.

Situasi di Mariupol semakin memburuk, dan memaksa para warganya mulai saling menyerang, di tengah apa yang digambarkan oleh lembaga bantuan sebagai "bencana kemanusiaan".

Berada di tengah kepungan pasukan Rusia, membuat penduduk Mariupol tak memiliki pemanas selama berhari-hari dengan suhu berkisar -1 derajat Celcius saat malam dan persediaan makanan hampir habis.

Dikutip dari The Telegraph, beberapa terpaksa membobol toko dan supermarket untuk mengumpulkan makanan untuk keluarga mereka.

Dalam laporan yang sangat menyedihkan mengenai kondisi suram di Mariupol, Sasha Volkov, Wakil Kepala Delegasi Komite Internasional Palang Merah di kota itu berkata, "Beberapa penduduk masih memiliki makanan, tapi saya tidak yakin berapa lama (persediaan) akan bertahan."

"Banyak orang melaporkan tak memiliki makanan untuk anak-anak. Orang-orang mulai saling menyerang untuk mendapatkan makanan. Beberapa juga mulai merusak mobil seseorang untuk mengambil bensinnya."

Lebih dari 1.200 warga sipil diyakini telah tewas di kota berpenduduk 430 ribu jiwa itu.

Jumlah pasti korban belum diketahui, tapi dampak invasi secara langsung dapat dilihat di sebuah kuburan kota.

Para pekerja mendorong mayat ke parit sepanjang 25 meter karena banyaknya korban yang membanjiri kamar mayat kota.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved