Berita Sulut
Sulut Bebas Virus Flu Babi Afrika, Permintaan Daging Babi dari Sulut Naik 3 Kali Lipat
Masuk tahun kedua sejak penyakit demam Afrika pada babi, African Swine Flu (ASF) terjadi di beberapa wilayah tanah air
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Chintya Rantung
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Masuk tahun kedua sejak penyakit demam Afrika pada babi, African Swine Flu (ASF) terjadi di beberapa wilayah tanah air, permintaan daging babi asal Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) tercatat meningkat.
Dari data lalu lintas produk pertanian, IQFAST Barantan di Karantina Pertanian Manado menunjukan komoditas ini dikirim ke berbagai provinsi.
Daging babi asal Sulut dipasok ke hotel, restoran dan pabrik olahan yang menyajikan menu untuk kelompok masyarakat khusus di DKI Jakarta.
Sebanyak 104 ton daging babi telah dilalulintaskan sejak awal tahun 2022.
Angka itu meningkat tiga kali lipat dibandingkan periode sama tahun 2021 yang hanya 34 ton saja.
"Dari data kami, DKI Jakarta masih menjadi tujuan utama untuk daging babi asal Sulut," kata Kepala Karantina Pertanian Manado, Kementan, Donni Muksydayan Saragih melalui keterangan tertulis ke Tribunmanado.co.id, Kamis (10/03/2022).
Menurut Donni, dengan status masih bebas ASF di wilayah kerjanya memberi dampak yang signifikan terhadap peningkatan lalu lintas terhadap komoditas ini.
"Tentunya menjadi tantangan bersama untuk mempertahankan status ini," tambahnya.
"Selain melakukan pengetatan pengawasan, bersama dengan dinas terkait kamipun gencar lakukan sosialisasi pencegahan ASF. Apalagi ternak babi merupakan salah satu komoditas peternakan unggulan di Sulut," jelas Donni.
Ketua Asosiasi Peternak Babi Sulut, Gilbert Wantalangi menyebutkan pihaknya berharap bantuan semua pihak termasuk masyarakat untuk dapat mempertahankan status bebas ASF di Sulut.
Agar ia dan para peternak dapat juga berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi di masa pandemi Covid-19.
Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Kementan, Bambang menyebutkan wabah ASF di beberapa wilayah telah dilakukan penanggulanggannya bersama dengan instansi terkait.
Sementara itu, pihaknya telah menerapkan sistem pencegahan masuknya ASF dari wilayah wabah melalui Mitigasi Risiko Virus African Swine Fever (ASF), Classical Swine Fever (CSF) dan Swine Flu (Influenza A).
Di mana setiap unit pelaksana teknis (UPT) di lingkup Barantan wajib melakukan monitoring Influenza A pada babi yang dilalulintaskan di seluruh Indonesia.
"Kedepan, kita perkuat sinergi para pelaku usaha, peternak maupun pemerintah dalam upaya pencegahan masuknya ASF terutama di pintu-pintu pemasukan seperti pelabuhan dan bandara," ujar Bambang.(ndo)
Baca juga: Kakek Cabuli Anak TK Sesama Jenis Tepergok Warga, Rumah Pelaku Dikepung Massa
Baca juga: Bambang Susantono dan Donny Rahajoe Dilantik Presiden Jokowi Pimpin IKN Nusantara
Baca juga: Bocoran Cerita Sinetron Ikatan Cinta Kamis 10 Maret 2022, Andin Sedih Usai dengar Cerita Aldebaran