Berita Minut
Masjid Pertama di Sulut Berbentuk Rumah Adat Minahasa di Kaima Minut
Masjid Raudhatul Jannah di jaga 6 Desa Kaima, Minahasa Utara Sulawesi Utara yang berbentuk rumah Adat Walewangko.
Penulis: Fistel Mukuan | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Masjid dengan bangunan yang megah berbahan beton sudah biasa dilihat.
Namun, berbeda dengan Masjid Raudhatul Jannah di jaga 6 Desa Kaima, Minahasa Utara Sulawesi Utara yang berbentuk rumah Adat Walewangko.
Terpantau Rabu (9/3/2022) bangunan ini berdiri di atas tanah berukuran 20 kali 25 meter.
Terpantau di lokasi ada dua kubah yang dipersiapkan untuk dipasang.
Terlihat juga masih ada beberapa tukang yang bekerja membangun di bagian tangga masjid.
Ronny Pateh ketika pembangunan saat ditemui di lokasi sampaikan, masjid ini satu-satunya di Sulut.
"Kalau tidak salah ini Masjid ketiga di Indonesia dengan bentuk rumah adat di daerah," kata Ronny.
Menurut Ronny, nama Masjid ini artinya Taman Surga.
"Tanah ini dibeli oleh ketua Kerukunan Majelis Taklim Arauda Manado yang diketuai oleh Djafar Alkatiri dan nama Masjid ini sudah ada sejak 11 tahun lalu dikasih oleh beliau," ungkapnya.

Dikatakannya, masjid ini bisa menampung sekitar 200 orang.
Menurutnya, Masjid ini pembangunannya sebenarnya sejak tahun 2011 tapi mangkrak sudah 11 tahun.
Lanjutnya, padahal sudah ada ijin dari Kementerian Agama, tapi masih terbentur ijin mendirikan bangunan
Katanya, umat yang akan beribadah di Masjid ini dari Masjid Karegesan, yang digunakan tiga kampung yaitu Treman, Kaima dan Karegesan yang merupakam Masjid pertama di wilayah Minawerot.
"Karena kami sudah ada tanah, kemudian mengajukan untuk pendirian masjid.
Akhirnya pada November tahun lalu kami mendapat informasi pembangunan ini konsep langsung dari kementerian agama," ungkapnya.
Menurutnya, kepala Kantor kementerian agama Sulut sampaikan, Masjid ini akan dijadikan destinasi kerukunan umat beragama internasional.
"Karena ini di Minahasa sehingga gambar masjid ini diambil dari adat minahasa oleh Kementerian Agama, sehingga anggaran ini dari pusat," ucapnya lagi.
Ia juga sampaikan yang viral di media sosial karena disini dilibatkan Ansor, Panji Josua, tokoh agama dan pemerintah desa saling bahu-membahu saat kerja bakti.
Dikatakannya, masjid tersebut ada 210 jiwa, jumlah 55 kepala keluarga.
"Sesuai skejul sudah ada rencana akan diresmikan oleh Menteri Agama pada awal bulan Maret ini, karena menteri ada kegiatan jadi akan sekaligus diresmikan masjid ini.
Selain itu akan penyerahan harmoni awards buat Bupati Minut, karena adanya toleransi ini," tuturnya.
Namun ia menyebutkan, karena secara nasional Menteri Agama lagi disoroti jadi masih ditunda peresmian Masjid ini.
Ia katakan, toleransi di desa ini sudah terbina cukup lama, tapi kalau pembangunan masjid mayoritas maupun minorotas pasti ada pro kontranya.
Lanjutnya, tapi kenapa ini mangkrak, karena tidak mau mengambil langkah yang salah supaya tidak ada benturan.
"Harapannya untuk umat muslim di sini supaya tempat ini dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Toleransi di seputaran ini juga terus kita jaga lebih baik," tutupnya. (fis)
• Wanita Minut Ini Bangun Usaha Keripik di Masa Pandemi & Sukses, Ibu Jadi Inspirasi
• Dijamin Bisa Turunkan Berat Badan 4 Kg, Ini Rumus Menu Diet Seminggu dengan Kontrol Porsi Makan
• Epidemiolog Sulut: Pelaku Perjalanan Luar Negeri Sebaiknya Tetap Laksanakan Swab PCR