RHK Selasa 8 Maret 2022
RENUNGAN HARIAN KELUARGA Yesaya 58:4-5 - Melakukan Puasa dengan Benar
Kata “puasa” di dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dimaknai sebagai tindakan yang menghindari makan, minum, dan sebagainya dengan sengaja.
Yesaya 58:4-5
"Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi.
Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN?"
----------------------------------------------

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kata “puasa” di dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dimaknai sebagai tindakan yang menghindari makan, minum, dan sebagainya dengan sengaja. Tindakan ini juga dapat kita jumpai di dalam Alkitab, misalnya, puasa yang dilakukan oleh Ester (Est. 4:16), Musa (Kel. 24:16) dan bangsa Niniwe (Yun. 3:7), juga umat Israel (Za. 8:19).
Semuanya hanya untuk satu tujuan yaitu untuk merendahkan diri di hadapan Allah. Melalui kedua ayat ini, kita bisa melihat betapa umat Israel telah bersusah payah untuk berpuasa. Namun, ujung-ujungnya tidak diindahkan Allah.
Rupanya, mereka keliru dalam berpuasa. Puasa mereka tidak dibarengi dengan tindakan mereka. Mereka berpuasa, tetapi mereka berkelahi. Mereka mengasihi Allah, tetapi mengabaikan kasih terhadap sesama. Bahkan, mereka tidak tanggung-tanggung mengepalkan tangan untuk kemudian menindas sesama mereka yang lebih lemah.
Sebagai keluarga Kristen yang berkualitas, kita dituntut untuk mentransformasikan nilai-nilai kehidupan ke arah yang lebih baik dengan hidup rukun satu dengan yang lain, saling tolong-menolong, saling menghibur dan menguatkan, bahkan hidup di dalam kasih.
Hari ini juga kita memperingati Hari Perempuan yang mengingatkan untuk peduli pada mereka. Tidak sedikit dari kita yang seketika langsung menutup mata dan telinga terhadap tangis, dera, dan nyanyian kepiluan sesama kita. Lebih daripada itu, ada yang melakukan puasa demi ‘menyogok Tuhan’ agar meluluskan keinginannya. Hal ini sungguh merupakan sebuah ironi, tetapi juga kenyataan pahit.
DOA: Ya Tuhan, ajarlah kami untuk turut serta dalam penderitaan Kristus melalui tindakan yang menyatakan kepedulian dan kasih kami kepada sesama terlebih melakukan apa yang Engkau inginkan sebagai wujud puasa yang sejati. Amin.