Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Konflik Rusia dan Ukraina

Akhirnya Poseidon akan Dikeluarkan Jika Harus Perang, Senjata Andalan Rusia, Kekuatannya Mengerikan

Sebagai informasi, Rusia memiliki berbagai senjata nuklir taktis di gudang senjatanya, yang dapat dikirim dari platform laut, udara, dan darat

Editor: Finneke Wolajan
via kontan.co.id
Poseidon. Senjata jenis nuklir ini bisa dijatuhkan ke dasar laut oleh sebuah kapal selam atau kapal perang dan bisa melesat melewati pertahanan pantai hingga mencapai lokasi yang dituju. Kemudian, hulu ledaknya yang dirancang untuk meledak dan mengirimkan sebuah gelombang tsunami radioaktif ke sasaran di garis pantai 

Torpedo Poseidon adalah salah satu arsenal Angkatan Laut Rusia yang sangat besar, dengan diameter sekitar 7 kaki dan berat sekitar 100 ton.

Senjata jenis nuklir ini bisa dijatuhkan ke dasar laut oleh sebuah kapal selam atau kapal perang dan bisa melesat melewati pertahanan pantai hingga mencapai lokasi yang dituju. Kemudian, hulu ledaknya yang dirancang untuk meledak dan mengirimkan sebuah gelombang tsunami radioaktif ke sasaran di garis pantai.
Senjata jenis nuklir ini bisa dijatuhkan ke dasar laut oleh sebuah kapal selam atau kapal perang dan bisa melesat melewati pertahanan pantai hingga mencapai lokasi yang dituju. Kemudian, hulu ledaknya yang dirancang untuk meledak dan mengirimkan sebuah gelombang tsunami radioaktif ke sasaran di garis pantai. (TASS)

Torpedo ini membawa muatan nuklir, bukan hulu ledak eksplosif tinggi standar.

Target utama Poseidon--tidak seperti kebanyakan torpedo konvensional--tidak harus berupa kapal permukaan atau kapal selam lainnya.

Dengan muatan nuklir besar, torpedo itu malah akan menargetkan kota-kota pelabuhan besar yang penting untuk industri dan perdagangan, seperti yang ditemukan di sepanjang pantai timur dan barat Amerika Serikat.

Mendapat dukungan reaktor nuklir kecil, Poseidon memiliki jangkauan 10.000 kilometer untuk mengarungi lautan dunia.

Meluncur dari Laut Barents atau perairan lain di Kutub Utara, drone bawah air itu bisa melintasi Atlantik Utara.

Jika diledakkan di lepas pantai Timur Amerika Serikat (AS), hulu ledak nuklir yang Poseidon bawa bisa menciptakan gelombang tsunami setinggi puluhan meter di samping kerusakan yang disebabkan oleh ledakan nuklir itu sendiri.

Itu sebabnya, Utusan Khusus Presiden Amerika Serikat (AS) untuk Kontrol Senjata pada Juli 2021 mengatakan, Rusia harus berhenti mengembangkan Poseidon.

Dia melihat Poseidon sebagai "konsep mengerikan".

Menghancurkan kapal induk

Pada Maret 2019, Putin mengungkapkan, Poseidon dilengkapi dengan muatan konvensional dan nuklir serta bisa menghancurkan fasilitas infrastruktur musuh, kapal induk, dan target lainnya.

Kapal Induk AS
Kapal Induk AS (Istimewa)

Pada Juli 2019, Kementerian Pertahanan Rusia merilis sebuah video yang menunjukkan fasilitas tempat drone itu dirakit, dan sebuah film animasi yang menunjukkan bagaimana drone digunakan dalam situasi perang yang sebenarnya.

“Drone memiliki beberapa keunggulan. Kapal selam dengan awak di atas kapal, tentu saja, adalah senjata yang kuat, tetapi ada batasan tertentu pada faktor manusia," kata mantan Kolonel Direktorat Intelijen Utama (GRU) Rusia Alexander Zhilin.

"Poseidon secara praktis bisa waspada dan melakukan tugas kapan saja,” ujar dia kepada Sputnik Radio di bawah kontrol Kremlin pada akhir Mei lalu seperti dikutip The Moscow Times.

Zhilin, Kepala Pusat Studi Masalah Keamanan Nasional Terapan Publik Universitas Lobachevsky, Rusia, menepis kekhawatiran tentang potensi kerentanan drone terhadap peretas dan cyberterrorist.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved