Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Konflik Rusia Vs Ukraina

Invasi Rusia ke Ukraina Picu Bencana Pangan Global, Ungkap Mata Rantai Makanan yang Terancam

CEO Yara International Svein Tore Holsether mengatakan perang di Ukraina akan berdampak pada pasokan pangan global dan biaya pengirimannya.

Editor: Aswin_Lumintang
(rbth.com)
Tentara wanita Rusia 

TRIBUNMANADO.CO.ID, LONDON – CEO Yara International Svein Tore Holsether mengatakan perang di Ukraina akan berdampak pada pasokan pangan global dan biaya pengirimannya.

Dikutip dari BBC, Senin (7/3/2022) Yara International, yang beroperasi di lebih dari 60 negara, membeli sejumlah besar bahan baku penting dari Rusia.

Baca juga: Anies Bisa Menangkan Pilpres 2024, Pengamat: Peluang dapat Dukungan Kalangan Islam dan Nasionalis

Saat ini harga pupuk sudah tinggi karena melonjaknya harga gas.

Svein Tore Holsether juga telah memperingatkan situasinya bisa menjadi lebih sulit.

"Segalanya berubah setiap jam," katanya kepada BBC.

Video Kebrutalan Rusia di Ukraina, Tank Militer Lindas Mobil Warga Tak Bersalah.
Video Kebrutalan Rusia di Ukraina, Tank Militer Lindas Mobil Warga Tak Bersalah. (Twitter Jakezy @Jakezy17)

"Kami sudah berada dalam situasi yang sulit sebelum perang dan sekarang ini ada gangguan tambahan pada rantai pasokan dan kami mendekati bagian terpenting musim ini untuk belahan bumi utara, di mana banyak pupuk harus dipindahkan. Dan itu kemungkinan besar akan terpengaruh." imbuhnya.

Rusia dan Ukraina adalah produsen terbesar di bidang pertanian dan pangan secara global.

Rusia juga memproduksi seperti kalium dan fosfat yang merupakan bahan utama dalam pembuatan pupuk.

 
"Setengah dari populasi dunia mendapat makanan dari pupuk dan jika itu dihilangkan dari ladang untuk beberapa tanaman, hasilnya akan turun 50 persen," kata Holsether.

"Bagi saya, ini bukan soal apakah kita sedang bergerak ke dalam krisis pangan global - melainkan seberapa besar krisis itu nantinya." tambahnya.

Perusahaannya telah terkena dampak konflik setelah sebuah rudal menghantam kantor Yara di Kyiv. Beruntung 11 staf tidak mengalami luka-luka akibat kejadian itu.

Perusahaan yang berbasis di Norwegia ini tidak secara langsung terkena sanksi terhadap Rusia, tetapi harus menghadapi dampaknya.

Anggota delegasi dari Ukraina dan Rusia, termasuk ajudan presiden Rusia Vladimir Medinsky (kedua dari kiri), ajudan presiden Ukraina Mykhailo Podolyak (kedua dari kanan), anggota parlemen Pelayan Rakyat Volodymyr Zelensky Davyd Arakhamia (ketiga dari kanan), mengadakan pembicaraan di wilayah Gomel Belarus, Senin (28/2/2022), setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Anggota delegasi dari Ukraina dan Rusia, termasuk ajudan presiden Rusia Vladimir Medinsky (kedua dari kiri), ajudan presiden Ukraina Mykhailo Podolyak (kedua dari kanan), anggota parlemen Pelayan Rakyat Volodymyr Zelensky Davyd Arakhamia (ketiga dari kanan), mengadakan pembicaraan di wilayah Gomel Belarus, Senin (28/2/2022), setelah invasi Rusia ke Ukraina. (((SERGEI KHOLODILIN) via Kompas.com)

Hanya beberapa jam setelah Holsether berbicara kepada BBC, pemerintah Rusia mendesak produsen untuk menghentikan ekspor pupuk.

Dia menunjukkan sekitar seperempat dari nutrisi utama yang digunakan dalam produksi makanan Eropa berasal dari Rusia.

Sejumlah besar gas alam dibutuhkan untuk menghasilkan amonia, bahan utama dalam pupuk nitrogen. Yara International bergantung pada sejumlah besar gas Rusia untuk pabriknya di Eropa.

Perubahan iklim dan pertumbuhan populasi telah menambah tantangan yang dihadapi sistem produksi pangan global.

Kepala eksekutif Yara International menggambarkan perang sebagai "bencana di atas bencana", menyoroti betapa rentannya guncangan rantai pasokan makanan global saat ini.

“Ini akan meningkatkan kerawanan pangan di negara-negara miskin.” pungkasnya.

 
 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved