Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pilpres 2024

Anies Bisa Menangkan Pilpres 2024, Pengamat: Peluang dapat Dukungan Kalangan Islam dan Nasionalis

Seperti yang diketahui saat ini soal calon presiden pada 2024 tengah jadi perhatian.

Editor: Glendi Manengal
KONTAN
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Seperti yang diketahui saat ini soal calon presiden pada 2024 tengah jadi perhatian.

Terkait hal tersebut salah satu calon yang sering disebut yakni Anies Baswedan.

Dari pengamat pun menyebut Anies berpeluang menangkan Pilpres.

Baca juga: Pemilihan Rektor Unsrat Contohi Unhas, Prof Lucky Sondakh: Calon Bikin Visi Misi

Baca juga: Pukul 10.00 hingga 12.15 WIB Tadi Mayang Adik Vanessa Angel Diperiksa Polisi, Ada Apa?

Baca juga: Baru Terungkap Apa Penyebab Melaney Ricardo Unffolow Suaminya: Ada Gesek-gesek

Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera akan mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden di Pilpres 2024.
Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera akan mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden di Pilpres 2024. (Istimewa via Tribunnews)

Hasil survei sejumlah lembaga polster beberapa waktu terakhir memperlihatkan daya tarik para kandidat calon presiden bergeser ke nama-nama berlatar belakang kepala daerah. 

Para capres yang saat ini menjabat sebagai Gubernur, lebih menarik atau menjadi favorit para pemilih sehingga memimpin dalam peringkat elektabilitas. 

Hal ini juga terungkap dalam survei lembaga Development Techonology Strategy (DTS) Indonesia yang digelar Februari 2022 dan dirilis awal Maret 2022.

Nama-nama seperti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil hampir selalu berada di peringkat front runner,  selain Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan sejumlah nama berlatar belakang menteri, militer, politisi atau ketua partai lainnya.

Berdasarkan analisa Peneliti Politik Senior sekaligus Kepala Pusat Penelitian Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Firman Noor, hal itu karena daya tarik partai politik (identifikasi party id) atau sosok kader partai politik yang rendah di mata publik. Kinerja para kepala daerah yang dinilai bagus atau berprestasi oleh warga masyarakat menjadi daya tarik yang mengungkit rating disukai dan keterpilihan.  

“Apalagi jika dilihat dari survei DTS para kandidat dipilih di wilayah di mana mereka jadi kepala daerah. Jadi terlihat bahwa para pemilih menentukan pilihan karena faktor kinerja yang dinilai baik oleh warga masyarakatnya. Pak Anies di Jakarta atau Pak Ganjar di Jawa Tengah. Oleh karenanya wajar jika seandainya pilkada dilakukan saat ini, mereka pasti akan terpilih kembali,” papar Prof. Firman Noor saat menjadi narasumber dalam rilis survei DTS Indonesia secara daring pada Selasa (1/3/2022).

Firman Noor juga menyoroti skenario head-to-head (persaingan dua nama kandidat) yang berkutat antara Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. 

Menurutnya masing-masing punya kekuatan dan kelemahan tersendiri. Misalnya saja Anies Baswedan yang berpeluang didukung oleh kalangan Islam dan Nasionalis.

“Pak Anies merupakan kandidat yang layak diperhitungkan, selalu muncul di tiga besar. Memiliki relawan meski belum cukup sistematis dan kerap mendapatkan pemberitaan yang minim, prestasinya kadang dinilai belum terlihat bahkan negatif. Bagi pak Anies yang cenderung tidak diposisikan sebagai murni kalangan Nasionalis, justru membuka peluang mendapatkan dukungan yang cukup fleksibel dari kalangan Islam maupun Nasionalis,” paparnya.

Sementara Pak Ganjar, sambung Firman, dibandingkan tahun lalu dan awal tahun ini punya tren dukungan sangat positif, di mana pada saat yang sama ada peristiwa Wadas yang berpotensi mengganggu tren positif itu. 

Namun kelemahannnya adalah hingga saat ini belum memiliki tiket dari partainya yakni PDIP. 

“Pak Ganjar sebagaimana tokoh-tokoh PDIP selama ini, punya basis dukungan kuat di Jawa Tengah dan Jawa Timur serta ormas NU. Jokowi’s effect juga berpotensi akan berpengaruh pada elektabilitas Pak Ganjar. kelemahannya adalah masih berstatus “pembalap yang belum punya mobil”. Tapi masih ada peluang jika pada menit terakhir didukung penuh oleh PDIP,” tutur Firman.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved