Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Rusia vs Ukraina

Siapakah Grup Wagner? Pasukan Elite Chechnya yang Ditugaskan Khusus Membunuh Presiden Ukraina

Nyawa Volodymyr Zelensky sempat terancam ketika dua regu dari pasukan Chechnya -- sekutu Vladimir Putin -- melakukan operasi pembunuhan.

(Gleb Garanich/Reuters)
Seorang veteran Batalyon Azon melakukan latihan militer untuk warga sipil pada Minggu (30/1/2022). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky lolos dari pembunuhan berkat bantuan intel dari Rusia.

Nyawa Volodymyr Zelensky sempat terancam ketika dua regu dari pasukan Chechnya -- sekutu Vladimir Putin -- melakukan operasi pembunuhan.

Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Oleksiy Danilov mengatakan, sumber di dinas rahasia Rusia (FSB) memberikan informasi penting ke Kiev.

Baca juga: Baru Terungkap Alasan Kenapa Presiden Rusia Vladimir Putin Dituduh Operasi Plastik, Ini Sebabnya!

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky selamat dari upaya pembunuhan oleh pasukan khusus dari Chechnya.

Intelijen asal Rusia yang bersimpati terhadap Ukraina membocorkan rencana pembunuhan tersebut dengan memberikan info mengenai lokasi pasukan Chechnya, sehingga dapat dilumpuhkan oleh tentara Ukraina.

Dalam perang Rusia-Ukraina ini, Chechnya memang memberikan bantuan dengan mengerahka, 12.000 tentara elitnya ke Medan perang.

Mereka mendapatkan tugas khusus yaitu membunuh Presiden Zelensky.

Namun bukan hanya pasukan dari Chechnya saja yang dapat mandat untuk melenyapkan Zelensky, pemimpin Rusia Vladimir Putin juga disebut-sebut mengerahkan tentara bayaran di garis terdepan untuk tujuan tersebut.

Mereka adalah Grup Wagner, sebuah perusahaan militer swasta, beroperasi di Kyiv dengan perintah dari Kremlin untuk membunuh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, menurut sebuah laporan oleh surat kabar Inggris The Times, Senin.

Kelompok Wagner dituding diam-diam bekerja untuk pemerintah Rusia untuk melakukan operasi tempur di berbagai belahan dunia.

Mereka pernah hadir di Libya saat sedang berperang saudara, serta di Suriah, Mozambik, Mali, Sudan, dan Republik Afrika Tengah.

Dari Oktober 2015 hingga setidaknya 2018, Wagner bertempur dengan militer Rusia dan rezim Bashar al-Assad di Suriah.

Dalam beberapa pekan terakhir, sekitar 300 operator Rusia dari Wagner tiba di daerah kantong separatis Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur dengan mengenakan pakaian sipil, menurut pejabat Uni Eropa yang dikutip oleh New York Times.

Meskipun tidak jelas apa tujuan mereka di wilayah tersebut, paramiliter Wagner, yang sebagian besar terdiri dari mantan tentara Rusia, diduga semakin terlibat dalam beberapa konflik paling berdarah di dunia yang menjadi kepentingan Rusia.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved