Ibu Kota Negara Baru
Pembangunan Ibu Kota Baru Disebut Demi Pemerataan, Kepala BIN: Selama Ini Terkesan Jawa Sentris
Kepala BIN Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan menyebut keputusan memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Kaltim bukan langkah yang tergesa-gesa
TRIBUNMANADO.CO.ID - Seperti yang diketahui pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) menjadi sorotan publik.
Banyak yang menilai pemindahan ibu kota ini keputusan yang tergesa-gesa karena di tengah masa pandemi covid.
Terkait hal tersebut Justru dari Kepala BIN Budi Gunawan menyebut langkah pemindahan IKN tidak tergesa-gesa.
Baca juga: Nasib Bos Arisan Bodong Raup Keuntungan Rp 20 Miliar, Rumah Dijarah, Keluarga Nginap di Mapolsek
Baca juga: Rusia vs Ukraina, Presiden Zelenskyy Kerahkan Napi Terampil Ikut Berperang, Jadi Pahlawan Negara
Baca juga: Kecelakaan Maut, Wanita Pegawai di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat Tewas, Jadi Korban Tabrak Lari

Kepala BIN Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan menyebut keputusan memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur bukan langkah yang tergesa-gesa.
Menurut dia, rencana tersebut sudah dikemukakan Bung Karno dan terus menjadi wacara di era presiden setelahnya.
Saat Presiden Jokowi memutuskannya menjadi program konkret, itu karena kepemimpinan nasional saat ini menyelami benar gagasan itu dan berani menjalankannya sebagai panggilan sejarah.
Menurut Budi Gunawan program pembangunan IKN Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, harus dimaknai sebagai keputusan besar yang diambil Bangsa Indonesia untuk menggeser landasan kemajuannya dari cara pandang Jawa sentris menjadi Indonesia sentris.
“Selama ini, karena perjalanan sejarah, orientasi pusat pertumbuhan bertumpu hanya di Jawa. Tapi karena tuntutan sejarah pula, sekarang kita mengadopsi cara pandang Indonesia sentris sebagai landasan pembangunan, demi pemerataan, keadilan dan kesejahteraan untuk semua,” ujar Budi Gunawan, Selasa (1/3/2022).
Perjalanan Bangsa Indonesia, lanjutnya, sudah sampai ke titik di mana cara pandang Indonesia sentris itu menjadi keniscayaan.
Ini yang ditangkap dengan baik oleh Presiden Jokowi dan disambut baik para wakil rakyat dengan menjadikannya produk perundang-undangan di DPR.
“Jadi, ini bukan keputusan tergesa-gesa, melainkan ujung dari evolusi sebuah gagasan yang diwujudkan sebagai sebuah keputusan," katanya.
Menurut Budi Gunawan, sebelum benar-benar diputuskan, gagasan pemindahan ibu kota negara telah melewati sejumlah kajian dan penelitian, baik dari aspek geografis, sosiokultural, ekonomi, maupun ketahanan dan keamanan.
"Dari segala aspek tersebut, paradigma Indonesia sentris yang diwujudkan dengan pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan ini diyakini akan membawa Indonesia menjadi Bangsa yang lebih kuat dan maju,” katanya.
Pemikiran senada dikemukakan mantan Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof DR der Soz Gumilar Rusliwa Somantri.
Menurut guru besar Sosiologi Perkotaan dan Pedesaan UI ini, langkah memindahkan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, merupakan keputusan historis.