Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Konflik Rusia vs Ukraina

Apa Sebenarnya Tujuan Akhir Vladimir Putin? Terkait Invasi Rusia ke Ukraina

Diketahui saat ini Rusia tengah berperang dengan Ukraina. Konflik kedua negara tersebut pun tengah menjadi sorotan dunia.

Editor: Glendi Manengal
AFP/Alexey NIKOLSKY / Sputnik via Serambinews
Vladimir Putin. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Diketahui saat ini Rusia tengah berperang dengan Ukraina.

Konflik kedua negara tersebut pun tengah menjadi sorotan dunia.

Terkait hal tersebut banyak menjadi pertanyaan terkait serangan yang dilakukan Valdimir Putin.

Baca juga: Wabup Boltim Hadiri Gelar Pasukan Operasi Samrat 2022

Baca juga: Februari 2022, Kota Manado Deflasi 0,81 Persen, Dipicu Harga Tiket Pesawat dan Ikan Laut

Baca juga: Gas Elpiji Sulit Ditemukan di kabupaten Talaud, Sejumlah Warga Beralih ke Minyak Tanah

Perang Rusia di Ukraina memasuki hari keenam pada Selasa (1/3/2022).

Ratusan orang dilaporkan tewas dalam waktu kurang dari seminggu.

Muncul pertanyaan tentang apa yang coba dicapai Presiden Rusia Vladimir Putin dengan invasi ke Ukraina.

Dikutip Al Jazeera, menurut Cristian Nitoiu, Dosen Diplomasi dan Tata Kelola Internasional di Loughborough University London, seharusnya tidak ada kesalahpahaman tentang motif Rusia: Putin prihatin dengan politik revisionis dan fantasi kekuatan besar.

“Tujuan jangka panjang Rusia setelah berakhirnya Perang Dingin adalah untuk memulihkan status kekuatan besar Uni Soviet, untuk dilihat setara oleh Barat dan untuk dapat mempengaruhi perkembangan politik di tetangganya yang lebih kecil seperti Ukraina, Moldova atau Kazakhstan,” katanya.

Namun, Ukraina memasukkan dirinya ke dalam orbit pengaruh Barat. Itu bertentangan dengan kepentingan Putin.

"Membentuk pemerintah yang bersahabat antara Rusia dan Kyiv kemungkinan besar merupakan tujuan utama intervensi militer Kremlin," kata Nitoiu.

Tetapi bagaimana dan bisakah skenario seperti itu bekerja?

Profesor emeritus pemerintahan dan hubungan internasional di University of Sydney, Graeme Gill mengatakan kepada Al Jazeera, jika Kyiv direbut, Rusia mungkin akan membentuk setidaknya pemerintahan sementara. 

Namun, mengingat kecilnya kemungkinan hal ini diterima secara luas di kalangan penduduk Ukraina, Putin akan lebih berhasil jika pemerintah saat ini, dilucuti dari beberapa anggota.

"Tetapi terus dipimpin oleh Presiden Volodymyr Zelenskyy, tetap menjabat dan dapat bernegosiasi dengan Rusia," tambah Gill.

"Struktur kelembagaan kemungkinan akan tetap ada, meskipun pertimbangan kuat akan diberikan untuk memperkenalkan semacam pengaturan federal untuk memberikan tingkat otonomi bagi Donetsk dan Luhansk," kata Gill.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved