Berita Sulut
Harga Kedelai Naik Pemerintah Sulut tak Terlalu Ambil Pusing, Ronny Erungan: Makanan Camu-Camu
Harga Komoditas Kedelai meroket belakangan ini, kalau di daerah lain situasi ini bisa bikin ketar-ketir, tidak demikian di Provinsi Sulawesi Utara
Penulis: Ryo_Noor | Editor: Chintya Rantung
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Harga Komoditas Kedelai meroket belakangan ini, kalau di daerah lain situasi ini bisa bikin ketar-ketir, tidak demikian di Provinsi Sulawesi Utara.
Pemerintah Provinsi Sulut menyikapi situasi ini dengan santai, beda kasus jika yang naik komoditas rica.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut, Ronny Erungan menilai kedelai bukan merupakan makanan pokok di Sulut, sehingga kenaikannya tidak terlalu mempengaruhi.
"Makanan dari bahan kedelai seperti tempe tahu tidak terlalu berpengaruh, relatif konsumsinya sedikit selain itu masih banyak makanan subtitute lain, kalau di sini tempe dan tahu kan termasuk camu-camu (makanan ringan)," kata dia.
Pemerintah pun tidak terlalu mengintervensi kenaikan harga kedelai ini. Ronny Erungan mengatakan, kedelai di Sulut sangat sedikit dikembangkan petani lokal, pasokannya untuk memenuhi kebutuhan dipasok dari luar daerah dan kebanyakan kedelai impor.
Kedelai memang bukan pangan prioritas. Hal itu diakui kepala Dinas Pangan Daerah.
Satu di antara tugas Dinas Pangan Daerah mendata perkembangan harga pangan di Sulut.
Ada sebanyak 19 pangan yang dipantau perkembangannya tiap hari, rupanya meski kedelai masuk di daftar tersebut tapi perkembangan harganya diabaikan tanpa pemantauan.
"Untuk Provinsi Sulut, kita tidak pantau kedelai," kata dia.
Sebab itu setiap pelaporan harian perkembangan harga pangan, komiditas kedelai selalu harganya Rp 0.
"Makanya harganya selalu 0," kata Mantan Sekda Minahasa Utara ini.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) melaporkan, ada kenaikan harga kedelai impor di dalam negeri seiring dengan harga kedelai global yang mengalami peningkatan.
Berdasarkan data yang dilaporkan Kemendag, harga kedelai pada minggu pertama Februari 2022 mencapai 15,77 dollar AS per bushel atau berkisar di Rp 11.240 per kilogram. (ryo)
Baca juga: Nasib Artis yang Dulu Dicerai Bos Migas, Kini Diperlakukan Bagaikan Ratu, Hamil Diberi Hadiah Mobil
Baca juga: Ingat Pelawak Tessy Srimulat? Dulu Terjerat Narkoba dan Nyaris Akhiri Hidup, Kabarnya Kini
Baca juga: Jadwal Kapal dari Pelabuhan Manado, Senin 21 Februari 2022
