Virus Corona
AWAS! Perhatikan Tanda-tanda Gejala Terpapar Covid-19 Varian Omicron Meski Sudah Divaksin Lengkap
Beberapa ciri varian Omicron yang sudah diketahui saat ini adalah tingkat penularan tinggi, tapi tingkat keparahannya rendah.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Saat ini, Indonesia mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang dilaporkan didominasi oleh varian Omicron.
Virus corona varian Omicron yang juga dikenal sebagai garis keturunan B.1.1.529, adalah sebuah varian SARS-CoV-2, sebuah koronavirus yang menyebabkan Covid-19.
Beberapa ciri varian Omicron yang sudah diketahui saat ini adalah tingkat penularan tinggi, tapi tingkat keparahannya rendah.
Baca juga: Tanda-tanda Tubuh Sudah Terinfeksi Virus Corona Omicron, Kenali Gejala Ringan hingga Berat
Virus COVID-19 varian omicron memiliki karakteristik tingkat penularan yang sangat cepat jika dibandingkan dengan varian Alpha, Betha, dan Delta.
Namun, tingkat perawatan di rumah sakit lebih rendah.
Sehingga pasien yang masuk ke rumah sakit lebih sedikit daripada pasien yang melaksanakan isolasi mandiri (Isoman).
Melansir dari laman Kemenkes, varian Omicron berbeda dari Delta dalam segi gejala dan tingkat keparahannya.
Gelombang Delta memiliki tingkat keparahan yang tinggi, sementara gejala Omicron lebih ringan seperti pilek, batuk, sakit tenggorokan dan lain-lain.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan puncak gelombang Omicron di Indonesia diperkirakan terjadi di akhir Februari 2022.
Budi memprediksi jumlah kasus Omicron dipuncaknya akan bisa lebih besar 2-3 kali daripada puncak gelombang varian Delta.
Lalu, bagaimana mereka yang sudah divaksinasi lengkap? Apakah masih bisa terserang Omicron?
Menurut Ahli Epidemopogi AS, Profesor Timothy David Spector OBE FMedSci orang yang sudah melakukan vaksinasi Covid-19 dua kali lebih rendah resikonya tertular varian Omicron.
Namun, bukan berarti sudah kebal terhadap varian Omicron. Profesor Timothy menyebut gejalanya akan lebih ringan dibanding mereka yang belum vaksin sama sekali.
Gejala Omicron orang yang divaksinasi lengkap secara umum sama seperti sakit tenggorokan, sakit kepala, dan bahkan diare.
"Gejala seperti flu termasuk pilek, sakit tenggorokan dan bersin terus-menerus - menjadi lebih umum, bersama dengan sakit kepala dan batuk, terutama pada orang yang telah divaksinasi," ujar Prof Timothy dikutip dari Dailyrecord.uk, Senin (14/2/2022).
"Ini menyebabkan gejala yang lebih mirip pilek biasa, terutama pada orang yang telah divaksinasi, dan lebih sedikit gejala sistemik umum, seperti mual, nyeri otot, diare, dan ruam kulit," ujarnya.
Menurut Prof Timothy, gejala Omicron ini juga ditemukan pada pasien yang sebelumnya sudah disuntik booster.
Gejala Omicron pada orang yang divaksinasi lengkap dan suntikan booster adalah sebagai berikut.
1. Pilek
2. Sakit tenggorokan
3. Bersin
4. Sakit kepala
5. Batuk
6. Mual
7. Nyeri otot
8. Diare
9. Ruam kulit
Gejala atau Tanda Covid 19 Omicron
Dilansir kemkes.go.id, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat mengetahui ciri-ciri varian Omicron agar bisa melakukan pencegahan.
“Nanti kita akan melihat dalam waktu yang singkat kenaikan jumlah kasus yang cukup tinggi,” katanya dalam konferensi secara virtual, Kamis (27/1).
Ciri-ciri Omicron
Beberapa ciri varian Omicron yang sudah diketahui saat ini adalah tingkat penularan tinggi, tapi tingkat keparahannya rendah.
Virus COVID-19 varian omicron memiliki karakteristik tingkat penularan yang sangat cepat jika dibandingkan dengan varian Alpha, Betha, dan Delta.
Namun, tingkat perawatan di rumah sakit lebih rendah.
Sehingga pasien yang masuk ke rumah sakit lebih sedikit daripada pasien yang melaksanakan isolasi mandiri (Isoman).
Gejala Omicron
Dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/4641/2021 tentang Panduan Pelaksanaan Pemeriksaan, Pelacakan, Karantina dan Isolasi dalam Rangka Percepatan Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 terdapat 5 derajat gejala COVID-19, antara lain:
1. Tanpa gejala/asimtomatis yaitu tidak ditemukan gejala klinis.
2. Gejala Ringan
Pada gejala ringan ditandai dengan pasien tanpa gejala atau tanpa ada bukti pneumonia virus atau tanpa hipoksia, frekuensi napas 12-20 kali per menit dan saturasi oksigen >95%.
Gejala umum yang muncul seperti demam, batuk, kelelahan, kehilangan nafsu makan, napas pendek, mialgia dan nyeri tulang.
Gejala tidak spesifik lainnya seperti sakit tenggorokan, kongesti hidung, sakit kepala, diare, mual dan muntah, hilang penciuman (anosmia) atau hilang pengecapan (ageusia).
3. Gejala Sedang
Gejala sedang ditandai dengan keadaan klinis pneumonia seperti demam, batuk, sesak, napas cepat tanpa tanda pneumonia berat, dengan saturasi oksigen 93% .
4. Gejala Berat dengan tanda klinis pneumonia seperti demam, batuk, sesak, napas cepat, dan ditambah satu dari: frekuensi napas > 30 x/menit, distres pernapasan berat, atau saturasi oksigen <93%.
5. Kritis
Dalam keadaan kritis, pasien memiliki gejala gagal nafas, komplikasi infeksi, atau kegagalan multiorgan Dalam penanganan varian Omicron.
Rumah sakit diprioritaskan untuk pasien dengan gejala sedang, berat, kritis, dan membutuhkan oksigen.
Imbauan Isolasi Mandiri
Bagi pasien Isoman selama saturasi di atas 95% ke atas tidak perlu khawatir.
Apabila terdapat gejala seperti batuk, flu, demam segera konsultasi melalui telemedisin atau puskesmas setempat.
Bagi pasien positif Omicron tanpa gejala atau gejala ringan diimbau isolasi mandiri (Isoman) di rumah.
“Pasien yang masuk rumah sakit, 85% sudah sembuh, sedangkan yang kasusnya berat, kritis hingga membutuhkan oksigen sekitar 8%,” ucap dr.Nadia di lansir laman kemkes.go.id, Jumat (4/2/2022).
dr.Nadia juga mengingatkan masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.
Masyarakat diimbau tetap waspada jangan sampai lengah.
Strategi Pemerintah
Strategi pemerintah dalam menghadapi gelombang Omicron ini sedikit berbeda dengan menghadapi gelombang Delta.
Gelombang Delta memiliki tingkat keparahan tinggi sehingga pemerintah harus mempersiapkan rumah sakit dengan banyak tempat tidur.
Sementara untuk varian Omicron, yang tinggi adalah penularannya tapi keparahannya rendah.
“Sebagian besar kasus Omicron adalah OTG atau asimtomatik atau gejala sakitnya ringan."
Jadi hanya gejala pilek, batuk, atau demam yang sebenarnya bisa sembuh tanpa perlu dibawa ke rumah sakit,” ucap Menkes Budi.
Pemerintah menyiapkan tempat tidur perawatan di rumah sakit sebanyak 70.641. Kapasitas tempat tidur secara nasional berjumlah 120 ribu hingga 130 ribu.