Berita Sulut
KKJS Sulut Bersama Pupebi Sulut dan KFC Adakan Khitanan Massal Ceria di Kawasan Megamas Manado
Khitanan atau sunat massal ini diadakan dalam rangka berbagi, mengingat sunat adalah salah satu kewajiban bagi umat Islam khususnya laki-laki.
Penulis: Isvara Savitri | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Kerukunan Keluarga Jawa Sulawesi (KKJS) Sulawesi Utara (Sulut) bersama Persatuan Istri Pegawai Bank Indonesia (Pupebi) Sulut mengadakan Khitanan Massal Ceria.
Khitanan Massal Ceria ini berlangsung di KFC Kawasan Megamas, Manado, Sulut, Minggu (13/2/2022).
Khitanan atau sunat massal ini diadakan dalam rangka berbagi, mengingat sunat adalah salah satu kewajiban bagi umat Islam khususnya laki-laki.
Ketua KKJS Sulut Budi Wahono mengungkapkan, biaya khitan atau sunat terbilang mahal jika dilakukan mandiri di fasilitas kesehatan.
Maka, KKJS, Pupebi, Bank Indonesia (BI), Lembaga Kesehatan Mahasiswa Indonesia (LKMI) Sulut mengadakan khitanan massal yang tidak dipungut biaya sama sekali.
"Untuk meringankan beban orangtua kami bekerjasama dengan Bank Indonesia, KFC, dan LKMI memfasilitasi sunatan massal karena memang bagi beberapa orangtua biaya sunat menjadi kendala," kata Budi.
Sunat massal ini tak hanya diperuntukkan bagi umat Islam, tetapi juga bagi penganut agama lain.
Hal tersebut karena sunat penting bagi kesehatan.
"Hari ini pesertanya ada 65 orang, ada yang beragama Nasrani juga," sambung Budi.
Direktur LKMI Sulut dr Muh, Yordhan Tamsil mengungkapkan metode sunat yang digunakan adalah kauter atau laser, yang minim pendarahan.
"Teknik laser cepat untuk khitanan, penyembuhannya juga terhitung cepat, 3-7 hari. Yang penting keluarganya diedukasi sebaik mungkin untuk penjagaan anak," kata dr Yordhan.
Untuk mempercepat penyembuhan, usai sunat anak-anak diberikan obat seperti antibiotik, antinyeri, dan vitamin.
Selama melaksanakan khitan massal, dr Yordhan menyebut reaksi anak-anak beragam.
"Biasa khitanan memang ada yang takut sampai menangis histeris, ada juga yang anteng anaknya. Memang beragam reaksinya.
Yang penting selama proses kami menjaga keamanan dan kenyamanannya," tutur dr Yordhan.