Warga Lirung Kabupaten Talaud Minta Pemerintah Bangun Lokasi TPA Sampah

TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Kesadaran Masyarakat di Lirung Kabupaten Kepulauan Talaud dalam penanganan Sampah masih kurang.

Terpantau Tribun Manado di lapangan Senin (7/2/2022), masih terdapat tumpukan sampah di beberapa aliran sungai dan di pusat kota Lirung.

Herman warga kota Lirung kepada Tribun Manado mengatakan sampai saat ini kota Lirung belum memiliki Tempat Pembuangan Akhir atau (TPA) jadi semua sampah di kota Lirung banyak dibuang di bantaran sungai di pantai serta hutan.

"Akibatnya tumpukan sampah bertebaran di sungai," sebutnya.

Hal yang sama dikatakan Rahma Wati Warga Kota Lirung, saat ini banyak tumpukan sampah sisa dari dari berjualan di pasar yang menumpuk di lokasi pasar sehingga menimbulkan pandangan tak sedap di kompleks seputaran pasar Lirung.

"Masyarakat lirung hanya bisa berharap pemerintah terutama Bupati dan Wakil Bupati serta instasi yang terkait untuk segerah membangun lokasi TPA agar permasalahan sampah di kota Lirung bisa teratasi.

Sehingga masyarakat di kota Lirung tidak memilih membuang sampah di sungai atau di pantai," tambahnya. ( Iv)

Tentang Talaud

Talaud adalah salah satu kabupaten yang berada di provinsi Sulawesi Utara, Indonesia, dan merupakan kepulauan paling utara di Indonsia Timur. 

Kabupaten yang beribukota Melonguane ini berbatasan dengan daerah Davao del Sur, Negara Filipina di sebelah utara.

Luas laut Kabupaten Talaud sekitar 37.800 km² dan luas wilayah daratan 1.251,02 km².

Dari Melonguane ke Kota Manado berjarak 350 km, sekitar 14 jam perjalanan lewat laut dan 1 jam lebih perjalanan dengan pesawat.

Terdapat tiga pulau utama di Kabupaten Kepulauan Talaud, yaitu Pulau Karakelang, Pulau Salibabu, dan Pulau Kabaruan.

Saat ini Kabupaten Talaud dipimpin oleh Bupati Talaud Elly Engelbert Lasut atau Elly Lasut dan Wakil Bupati Moktar Arunde Parapaga.

Baca juga: Hartati Tanos Ibu Mertua Wagub Sulut Steven Kandouw Meninggal Dunia

Baca juga: Jalan Eneratu Mulai di Bangun, Salenda Jawab Kerinduan Warga Eneratu Selama Kurang Lebih 20 Tahun

Baca juga: Delapan Orang Pengibar Bendera Bintang Kejora OPM Ditahan, KPH HAM Papua Desak Presiden