Kecelakaan Bus GA Trans
Penumpang Bus GA Trans Sempat Turun sebelum Kecelakaan Maut, Sopir Melaju Lagi Lalu Lepas Kendali
Fakta kecelakaan Bus Pariwisata GA Trans di Bantul. Penumpang sempat turun sebelum kecelakaan terjadi. Bus alami rem blong dan sopir hilang kendali.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sederet fakta kecelakaan Bus Pariwisata GA Trans di Bantul, DIY pada Minggu (7/2/22) kemarin.
Korban tewas dikabarkan berjumlah 13 orang.
Dari data yang dirangkum Kompas.com, penumpang sempat turun sebelum kecelakaan maut tersebut terjadi.
Hal itu diungkap oleh satu anggota keluarga korban.
Mulyadi (49), salah satu keluarga korban bus pariwisata GA Trans yang mengalami kecelakaan maut di Jalan Imogiri-Mangunan.
Ia kehilangan 7 anggota keluarga sekaligus akibat kecelakaan tersebut.
Jenazah korban telah tiba di rumah duka, Mranggen, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo, Senin (7/2/22).
Dari pantauan Kompas.com, sejak pagi para pelayat bergantian mendatangi rumah para korban untuk memberikan belasungkawa.
Satu di antara di rumah yang didatangi yakni milik Mulyadi (49), keluarga Korban, yang kehilangan tujuh keluarganya dari kecelakaan bus itu.
Mulyadi menceritakan dirinya juga ikut dalam rombongan piknik ke Imogiri tersebut, namun ia berada di rombongan bus depan yang selamat dari kecelakaan.
Ia kehilangan ibu, kakak kandung, kakak ipar, cucu keponakan dan tiga saudara lainnya dimakan di Wonogiri
"Yang empat disemayamkan di sini, yang tiga dibawa ke Wonogiri," kata Mulyadi, di rumah duka, Senin (7/2/2022) pagi.
Sebelum berangkat piknik, ia dan keluarga tidak memiliki firasat apapun.
Malah mereka mengaku senang bisa melakukan piknik setelah 2 tahun lamanya karena pandemi Covid-19.
Akan tetapi, sesaat sebelum kecelakaan itu terjadi para korban sempat diminta turun usai turunan dari Tebing Breksi.
"Penumpang sempat turun dikondisikan naik lagi berdoa. Ternyata melaju lagi, bus sudah lepas kendali.
Akhirnya rem bolong ditabrakkan ke tebing untuk menghentikan bus," kata dia.
Total sekitar 100 rombongan yang ikut dalam wisata tersebut.
Pada untuk bus yang mengalami kecelakaan, ada sekitar 40 orang. Sedangkan di bus yang ia tumpangi ada 50-an orang.
Di Desa Mranggen sendiri terdapat enam korban yang disemayamkan di sana.
Rencananya, enam jenazah akan di shalatkan bersama di Masjid Nurul Fallah, Desa Mranggen dan dimakamkan sekitar pukul 10.00 WIB.
Kronologi kecelakaan
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Bantul AKBP Ihsan mengatakan, bus bernomor polisi AD 1507 EH itu mengangkut rombongan family gathering dari Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng).
Mereka hendak berwisata ke beberapa lokasi DIY.
"Bus pariwisata dari Gandos Abadi merupakan rombongan family gathering dari Sukoharjo,
melaksanakan kegiatan wisata dengan menggunakan kendaraan tersebut dari Breksi, Hutan Pinus,
dan Pantai Parangtritis," ujarnya dalam jumpa pers, Minggu malam.
Namun, sepulang dari Tebing Breksi bus pariwisata tersebut mengalami kecelakaan.
Awalnya, bus tidak kuat menanjak di kawasan Bukit Bego. Penumpang kemudian turun.
Ketika bus sudah berhasil menanjak, penumpang kembali ke dalam bus.
Akan tetapi, saat melaju di turunan, bus diduga mengalami rem blong.
“Keterangan saksi yang ada di bus tersebut melihat sopir panik, sambil mempermainkan hand grip persneling,
ada indikasi pengereman tidak berfungsi atau blong memainkan perseneling gigi saat turun ke bawah," ucapnya.
Bus oleng, kemudian menabrak tebing.
Artikel ini tayang di Kompas.com