Digital Activity
Tak Banyak yang Tahu, Perbedaan Orang dengan Gangguan Jiwa dan Orang dengan Gangguan Mental
Tribun Manado melakukan wawancara khusus dalam program Tribun Female dengan tema Mengenal Lebih Dalam tentang Stigma Kesehatan Mental
Penulis: Andreas Ruauw | Editor: Chintya Rantung
Seperti masyarakat pada umumnya jadi selalu namanya stigma itu selalu berasumsi dengan hal-hal yang negatif dan yang selain biasanya yang kena stigma ini ya salah satunya adalah orang orang dengan gangguan jiwa itu.
Biasanya kena stigma akhirnya mempersulit juga untuk ditolong maksudnya karena ada stigma ini ada keluarga misalnya yang malu atau tidak bisa menerima kenyataan akhirnya membiarkan si penderita ini
Kita sendiri saya gitu dalam keadaan saya memang adalah seorang yang kalau dibilang normal tapi ternyata saya ada rasa sedih perasaan perasaan seperti itu itu masuk juga di gangguan mental.
Bagaimana cara berkonsultasi jika terkena bipolar dengan depresi?
Sekarang kan di sosial media atau di media-media online juga sudah mulai sering membahas tentang masalah masalah kesehatan jiwa jadi kita juga bisa searching sendiri bisa baca sendiri gitu kan
Tapi sebenarnya baik lagi kita harus sadar bahwa untuk mendiagnosis sesuatu kita harus punya kompetensi itulah kenapa kalau buat saya kita harus ketika kita mengalami hal-hal yang menurut kita mulai mengganggu dari secara emosional atau secara psikis ya kita bertemu dengan profesional.
Misalnya dengan psikolog atau psikiater supaya nanti untuk menjaga usahanya sendiri kan itu ada banyak kriteria yang harus dipenuhi untuk ditetapkan orang ini depresi atau orang ini bipolar orang ini apa gitu.
Makanya kalau buat saya pribadi sih untuk membedakannya untuk mendiagnosa yang bener itu ya sebaiknya memang bertemu dengan psikiater atau dengan orang profesional supaya bisa dipertanggungjawabkan untuk diagnosa nya.
Apa dampak dan bahaya dari stigma kesehatan mental sendiri?
Apa dampak dari stigma itu biasanya yang terburuk ya itu adalah diskriminasi karena kita sudah punya chaburu pandangan negatif terhadap sesuatu otomatis kita akan reaksi-reaksi orang rata-rata ya mungkin ada juga yang tidak
Tapi jika ada orang yang belum cukup edukasi dan termakan dengan stigma ini biasanya dia akan melakukan diskriminasi kepada orang-orang yang dianggapnya buruk ini yang orang yang dianggap negatif ini.
Nah kalau misalnya sudah ada perilaku perilaku diskriminatif kan otomatis akan sangat merugikan untuk si penderita karena ketika kita mendiskriminasikan orang kita menjauhkan dia dari lingkungannya.
Padahal orang dalam kondisi yang tertekan sedang sedih atau sedang ada masalah kesehatan mental itu sangat sangat butuh dukungan dari lingkungan sekitarnya.
Ada support system yang dukung dia dan itu akan sangat mempengaruhi proses untuk kesembuhannya dia gitu tapi kalau misalnya dari keluarganya sendiri tidak termakan dengan stigma atau mungkin malu sampai akhirnya malah tambah parah.
Untuk untuk masalah kesehatan mental sendiri itu masih sangat sensitif masih dianggap tabu dan hal yang memalukan jadi orang itu biasanya jadi takut untuk terbuka bahkan kepada keluarganya sendiri karena takut dihakimi takut keluarganya sendiri.