Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Internasional

Rusia Tuduh Barat yang Sebenarnya Menginginkan Perang Pecah di Ukraina

Peringatan tersebut menyebut, jika Moskow menyerang Ukraina makan akan terjadi perang yang "mengerikan".

Editor: Rizali Posumah
kompas.com
Militer Rusia 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Pada sesi Dewan Keamanan PBB tentang Ukraina 31 Januari, Amerika Serikat dan Rusia saling tukar kata. 

Rusia mendapat peringatan dari pihak Washington.

Peringatan tersebut menyebut, jika Moskow menyerang Ukraina makan akan terjadi perang yang "mengerikan".

Sementara itu banyak diplomat Rusia meremehkan risiko konflik militer.

Kontroversi dalam sidang pada 31 Januari itu bermula ketika Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield mengatakan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN HDBA).

Bahwa Rusia berencana menambah pasukannya di Belarus enam kali lipat dalam beberapa hari ke depan.

"Kami telah melihat bukti bahwa Rusia bermaksud untuk menambah lebih dari 30.000 tentara yang ditempatkan di dekat perbatasan Belarusia-Ukraina, kurang dari dua jam di utara Kiev, pada awal Februari," kata Thomas-Greenfield.

Menurut duta besar AS untuk PBB, pengerahan itu adalah yang terbesar di Eropa dalam beberapa dekade, memperingatkan "konsekuensi yang sangat mengerikan" jika Rusia menyerang.

Thomas-Greenfield menekankan bahwa invasi Rusia ke Ukraina akan mengancam keamanan global.

"Bayangkan betapa sedihnya kita jika kita memiliki 100.000 tentara di perbatasan kita," kata Thomas-Greenfield.

Dia menambahkan bahwa meskipun AS sedang mencari solusi damai, non-konfrontatif, "kami akan tegas, bereaksi cepat dan bersatu jika Rusia melanggar batas di Ukraina lebih lanjut".

Di pihak Rusia, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia membantah tuduhan Thomas-Greenfield.

Bahkan mengatakan bahwa AS berpartisipasi dalam "histeria" dengan mengadakan pertemuan Dewan Keamanan di Ukraina.

Nebenzia mengatakan bahwa tidak ada pejabat yang mengancam akan menyerang Ukraina dan bahwa rakyatnya "sedang dicuci otak oleh ketakutan Barat terhadap Rusia".

Nebenzia mencatat bahwa tuduhan Barat bahwa Rusia telah memusatkan 100.000 tentara di dekat Ukraina belum dikonfirmasi oleh badan internasional dan tidak ada bukti bahwa Rusia sedang merencanakan aksi militer.

Halaman
12
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved