Internasional
''Saya Terpaksa Menjual Dua Putri Saya karena Tidak Punya Pilihan Lain''
Seorang wanita tak punya pilihan lain, selain menjaul dua anaknya demi bertahan hidup. Begini pengakuan lengkapnya.
“Sudah berbulan-bulan sejak kami terakhir makan nasi. Kami hampir tidak menemukan roti dan teh.
Tiga malam seminggu, kami tidak mampu makan malam,” kata Salahuddin Taheri, yang tinggal di perkampungan kumuh yang sama dengan keluarga Rahmat.
Taheri, 27 tahun, ayah empat anak, yang mengumpulkan cukup uang untuk membeli lima potong roti setiap hari dengan mengumpulkan dan menjual sampah daur ulang, juga sedang mencari pembeli untuk ginjalnya.
“Saya telah bertanya kepada rumah sakit swasta di Herat selama berhari-hari apakah mereka membutuhkan ginjal.
Saya bahkan memberi tahu mereka jika mereka sangat membutuhkannya, saya bisa menjualnya di bawah harga pasar, tetapi saya belum mendengar kabar,” kata Taheri.
“Saya perlu memberi makan anak-anak saya, saya tidak punya pilihan lain.”
Dua bulan telah berlalu sejak operasi ginjal Rahmat, dan uangnya sudah habis untuk membayar utang pengobatan.
Sementara pemulihan dari operasi pengangkatan ginjal terus memburuk.
“Saya sangat sakit. Saya bahkan tidak bisa berjalan karena lukanya telah terinfeksi.
Sakit sekali,” katanya, seraya menambahkan bahwa penerima ginjalnya hanya membayar biaya operasi, dua malam di rumah sakit dan tagihan obat pertamanya.
Pada hari transplantasi, Rahmat sakit dan para dokter menolak untuk mengoperasi.
“Saya tidak bisa bernapas dengan benar, jadi dokter menurunkan saya dari ranjang rumah sakit, tetapi saya kembali.
Saya memberi tahu mereka 'Saya senang dengan kematian saya sendiri, tetapi saya tidak bisa mentolerir melihat anak-anak saya lapar dan sakit',” katanya.
(Intisari Grid)
Tautan: