Tribun Manado Wiki
Tentang Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Alami Erupsi Terakhir Tahun 2002
Di daerah berjuluk Bumi Karangetang Mandolokang Kolo-Kolo (Karamando) itu masih terdapat satu gunung api aktif, yakni Gunung Ruang
Penulis: Octavian Hermanses | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Bicara gunung api di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), kebanyakan orang hanya mengetahui keberadaan Gunung Karangetang yang terletak di Pulau Siau.
Padahal, di daerah berjuluk Bumi Karangetang Mandolokang Kolo-Kolo (Karamando) itu masih terdapat satu gunung api aktif, yakni Gunung Ruang yang berada di wilayah Kecamatan Tagulandang Kabupaten Sitaro.
Gunung dengan ketinggian 725 meter dari permukaan laut (mpdl) itu merupakan gunung api strato.
Menjulang tinggi mulai dari batas pantai sekaligus membentuk satu pulau tersendiri yang terpisah dengan Pulau Tagulandang.
Puncak gunung terdapat kubah lava. Gunung ini dicatat pertama kali meletus pada tahun 1808.
Bentuk pulau yang dibangun oleh hasil erupsi gunung api ini hampir berbentuk lingkaran, di mana pada bagian utara merupakan tanjung pasir dan bagian timur juga mempunyai tanjung di bangun aliran lava 1949.
Berdasarkan catatan petugas Pos Pengamat Gunung Ruang, gunung api tersebut telah beberapa kali mengalami erupsi dan terakhir terjadi pada tahun September 2002 silam.
"Berdasarkan pengalaman saya bertugas sebagai pengamat Gunung Ruang, sempat terjadi erupsi pada September tahun 2002.
Tapi dari catatan sejarah, gunung ini sudah beberapa kali erupsi sejak tahun 1808," ungkap Heymans Tamaka, Ketua Pos Pengamatan Gunung Ruang, Senin (24/1/2022).
Erupsi di tahun 2002 itu, lanjut Tamaka, menimbulkan dampak kerusakan yang cukup besar di daerah sekitar kaki gunung, seperti pemukiman warga di Kampung Pumpente dan Kampung Laingpatehi Kecamatan Tagulandang.
"Kejadian tidak begitu lama, hanya sekitar dua jam. Tapi waktu itu terjadi awan panas yang mengarah ke sebelah tenggara Pulau Ruang dan juga semburan abu vulkanik dengan ketinggian mencapai 1.500 meter," ujar Tamaka.
Sejauh ini, lanjutnya, pihak Pos Pengamat Gunung Ruang rutin menyampaikan laporan bulanan, baik kepada Bupati Sitaro, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) maupun Pemerintah Kecamatan Tagulandang.
"Untuk saat ini belum ada aktivitas menonjol dari Gunung Ruang. Tetapi kami tetap menyampaikan laporan setiap bulan dan selalu berkoordinasi dengan pemerintah daerah," ungkapnya.
Terkait aktivitas Gunung Ruang ini, Tamaka menyebut pihaknya tetap merekomendasikan larangan terhadap para pengujung atau wisatawan yang hendak beraktivitas di sekitar kawah gunung.
"Larangan ini kami sampaikan untuk mencegah kemungkinan adanya gas beracun dari kawah gunung," kunci Tamaka yang telah bertugas selama 25 tahun sebagai pengamat gunung api.