Guru di Pedalaman Papua
Asa Refol Malimpu, Guru yang Mengabdi di Pedalaman Papua, 'Anak-anak Papua Juga Punya Mimpi'
"Delapan tahun lalu ketika saya memutuskan untuk keluar dari zona nyaman dan zona aman. Meninggalkan kehidupan di kota yang serba ada"
Di waktu yang bersamaan saya bermain dengan imajinasi.
Membayangkan bagaimana anak-anak ini di dua puluh tahun kelak.
Distrik Kembu walau sudah ada jalan tembus dari kota, walau pesawat sering keluar masuk, walau rumah mulai ramai, sejatinya Kembu masih tetap menjadi distrik yang merana.
Hanyalah kampung kecil di pulau yang sangat besar.
Refol Malimpu dan anak-anak didiknya (Istimewa)
Siapa yang pernah dengar Kembu? Ada berapa banyak orang di luar sana yang membicarakan tentang Kembu?
Delapan tahun lalu ketika saya memutuskan untuk keluar dari zona nyaman dan zona aman.
Meninggalkan kehidupan di kota yang serba ada.
Saya merasa seperti anak kecil yang berlarian sendiri keluar rumah dan berada di tengah jalan yang ramai.
Mendengar teriakan orang-orang yang menyuruh pulang.
Walau saat itu kecemasan menyelimuti, tetap hati saya penasaran dengan kehidupan yang ada di seberang sana.
Di tanah Papua.
Kini, setelah bertahun-tahun berada disini saya merasa lega karena menyadari bahwa saya dapat bermanfaat bagi orang-orang disini terlebih anak-anak.
Walau sering ketidakadilan saya alami, saya tidak membiarkan pikiran negatif mengendalikan semangat saya.
Setiap hari senin sampai jumat saya mengajar di sekolah.