PSSI
Soal Pernyataan Haruna, Anggota DPR Sebut Cara Pandangnya Prestasi Lebih Penting Daripada Proses
Sebelumnya diketahui nama Haruna viral di medis sosial terkait pernyataannya. Hal tersebut membuat netizen meramaikan tagar #Harunaout.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebelumnya diketahui nama Haruna viral di medis sosial terkait pernyataannya.
Hal tersebut membuat netizen meramaikan tagar #Harunaout.
Terkait hal tersebut dari anggota DPR pun menanggapi penyataan Haruna.
Baca juga: Gempa Bumi Magnitudo 5.0 Guncang Sulut Selasa 18 Januari 2022, BMKG Imbau Warga agar Waspada
Baca juga: Ratusan Atlet Biliar Sulut Ramaikan RMX 9 Ball Competition 2022
Baca juga: Kecelakaan Maut Tragis, Model Cantik Istri Pesebakbola Tewas di Tempat, Baru Setahun Menikah
Mencuatnya tagar #HarunaOut menjadi momentum perubahan paradigma pembinaan sepak bola di tanah air.
Munculnya tagar tersebut menjadi indikator mayoritas publik ingin jika prestasi Timnas Sepak Bola Indonesia lahir dari proses pembinaan bukan dengan langkah-langkah instan.
“Fenomena #HarunaOut menunjukkan kalau para masyarakat bola di tanah air sangat sadar jika prestasi terbaik itu muncul jika proses pembinaan berjalan dengan benar. Publik bola di tanah air tidak mempermasalahkan kapan tercapainya prestasi tersebut jika langkah-langkah federasi maupun jajaran pelatih dan staf Timnas Sepak Bola Indonesia berada di jalur yang benar,” ujar Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda, Selasa (18/1/2022).
Dia mengatakan cara pandang anggota Executive Committe (Exco) PSSI Haruna Soemitro jika dalam pembinaan sepak bola, prestasi lebih penting daripada proses merupakan paradigma lama.
Cara pandang seperti inilah yang selama ini kerap mewarnai kebijakan federasi sepak bola Indonesia.
“Dengan cara pandang seperti ini maka banyak kebijakan sepak bola Indonesia yang dilakukan dengan model instan.
Gonta-ganti pelatih, bikin proyek pembinaan di luar negeri, hingga melakukan naturalisasi pemain.
Akibatnya lebih dari tiga dekade prestasi timnas sepak bola kita tidak ke mana-mana,” katanya.
Huda menegaskan cara pandang instan inilah yang kerap membuat menajamen pembinaan sepak bola di tanah air belum sepenuhnya tertata dengan baik.
Menurutnya dasar-dasar pembinaan sepak bola seperti adanya kompetisi usia dini, sistem rekruitmen yang bebas tekanan, kurikulum pembinaan sepak bola yang seragam hingga pelaksanaan kompetisi tertinggi yang bebas kecurangan tidak pernah benar-benar diperhatikan.
“Belum munculnya pola pembinaan yang tertata rapi menjadi dampak adanya paradigma instan yang tercermin dari pandangan anggota Exco Haruna Soemitro ini. Kondisi ini harus secepatnya diubah, mumpung dukungan publik bola agar prestasi Timnas tidak instan menguat,” katanya.
Politikus PKB ini mengungkapkan gelaran Piala AFF 2020 di Singapuran beberapa waktu lalu menunjukkan betapa Timnas Sepak Bola Indonesia harus lebih banyak lagi berbenah.