Gempa Bumi
Potensi Gempa 8,7 SR, Ini Kata BMKG Ingatkan Ancaman Megathrust Selat Sunda
Menurutnya, terdapat segmen megathrust Selat Sunda yang dapat memicu gempa bermagnitudo 8,7.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengingatkan potensi terjadi gempa magnitudo tertarget mencapai 8,7 segmen megathrust Selat Sunda.
Ia juga mengatakan gempa itu mungkin dapat terjadi sewaktu-waktu.
Namun, Daryono menjelaskan gempa kuat dan tsunami adalah proses alam yang tidak dapat dihentikan, bahkan memprediksi kapan terjadinya pun juga belum bisa.
Baca juga: Masih Ingat Jessica Wongso? Bunuh Sahabat Pakai Kopi Sianida, Kabarnya di Penjara Setelah 6 Tahun
Baca juga: Peringatan Dini Gelombang Tinggi Besok Senin 17 Januari 2022, BMKG: Warga Pesisir diimbau Waspada
Baca juga: Gempa Terkini Minggu 16 Januari 2022, Terjadi Siang Ini, Info BMKG Magnitudo 4.5 Guncang Pacitan
Foto: Pemutakhiran segmentasi Megathrust Peta Gempa Nasional 2017. (Kompas.com)
Gempa bumi magnitudo 6,7 di Sumur Banten, Jumat (14/1/2022) kemarin membuat kerusakan di beberapa tempat, termasuk di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Guncangan terasa cukup kencang di beberapa wilayah di Kabupaten Sukabumi.
Daryono mengatakan, gempa kemarin tidak berpotensi tsunami karena magnitudonya yang masih di bawah ambang batas rata-rata gempa pembangkit tsunami yaitu 7,0.
"Ditambah dengan kedalaman hiposenternya di 40 km.
Data monitoring muka laut tidak menunjukkan adanya catatan perubahan muka laut pascagempa,
ini yang menjadi bukti bahwa gempa yang terjadi tidak memicu tsunami," kata Daryono dalam keterangannya kepada Tribunjabar.id, Sabtu (15/1/2022).
Ia mengatakan, gempa yang terjadi kemarin bukan ancaman sesungguhnya.
Menurutnya, terdapat segmen megathrust Selat Sunda yang dapat memicu gempa bermagnitudo 8,7.
"Gempa Ujung Kulon kemarin sebenarnya bukan ancaman sesungguhnya karena segmen megathrust Selat Sunda mampu memicu gempa dengan magnitudo tertarget mencapai 8,7 dan ini dapat terjadi sewaktu-waktu, inilah ancaman yang sesungguhnya," jelasnya.
Daryono mengatakan, gempa itu bisa terjadi kapan saja karena Selat Sunda merupakan salah satubzona seismic gap di Indonesia yang sudah ratusan tahun tidak terjadi gempa besar.