Tambang di Boltim
Almarhum Alan Mokoagow Korban PETI di Atoga Boltim Tinggalkan 4 Orang Anak yang Masih Kecil
Dua Sangadi (Kepala Desa), yakni Sangadi Atoga Istiawan Mokodompit dan Sangadi Atoga Timur Khano Ngato turut melayat ke rumah duka.
Penulis: Rustaman Paputungan | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Kepergian Alan Mokoagow meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga dan kerabatnya.
Pantauan tribunmanado.co.id Kamis (13/1/2022) banyak pelayat yang datang untuk menghibur keluarga, terutama istri korban.
Dua Sangadi (Kepala Desa), yakni Sangadi Atoga Istiawan Mokodompit dan Sangadi Atoga Timur Khano Ngato turut melayat ke rumah duka.
Istri korban Vivi Kolopita terus mengeluarkan air mata, sambil menggendong anaknya yang masih kecil yang berumur 1,5 tahun.
Sangadi (Kepala Desa) Atoga Timur Khano Ngato saat diwawancarai tribunmanado.co.id di rumah duka mengatakan kalau proses evakuasi dilakukan secara manual dan ekstra hati - hati.
"Karena memang kondisi lubang sangat berbahaya, ditambah dengan zat asam yang cukup tinggi," ucapnya.
Kedua korban berhasil dievakuasi sekitar pukul 21.00 WITA atau jam 9 malam.
"Sampai di kampung pukul 24.00 WITA," beber Khano Ngato.
Sebut dia, Alan Mokoagow turut menjadi korban karena membantu korban yang lain yaitu Ronal Rawung (20) asal Desa Korwa Minahasa Selatan.
Di lokasi tambang, tutur dia, ada sekitar empat lubang yang aktif.
Kata dia, lubang itu sudah ada sejak lama, sejak zaman Belanda. Lubang itu juga yang banyak digunakan warga.
"Kebanyakan warga dari luar yang menambang di sini," ujar Khano.
Saat ini, kata dia, lokasi pertambangan tersebut sudah ada police line dari Polsek Nuangan.
Terpantau di rumah duka juga hadir Kasat Reskrim Polres Bolaang Mongondow Timur Sahroni Rasyid.
Tujuannya ingin memastikan kepada pihak keluarga kalau korban memang tidak ingin diautopsi atas permintaan oleh pihak keluarga.