Penanganan Covid
Meski Kian Bertambah, Pakar Ini Sebut Omicron Sebagai 'Sinar Cahaya' untuk Akhiri Pandemi Covid-19
Seorang penasihat ilmiah pemerintah Inggris menyebut varian baru virus corona (Covid-19) Omicron sebagai 'sinar cahaya' dalam masa pandemi ini.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Varian Omicron terus merebak di dunia.
Sesudah pada 26 November 2021 dinyatakan sebagai ”variant of concern (VOC)” oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), data pada hari ini angkanya tentu sudah makin bertambah lagi.
Namun seperti apakah pengaruh Varian Omicron bagi dunia.
Seorang penasihat ilmiah pemerintah Inggris menyebut varian baru virus corona (Covid-19) Omicron sebagai 'sinar cahaya' dalam masa pandemi ini.
• Daftar 7 Taipan di Indonesia yang Merupakan Pengusaha Terbesar Batubara, Salah Satu Wanita Terkaya
Profesor Pemodelan Penyakit Menular Universitas Warwick sekaligus anggota kelompok Pemodelan Influenza Pandemi Ilmiah (SPI-M) pemerintah Inggris, Dr Mike Tildesley mengatakan bahwa munculnya varian yang memiliki gejala tidak terlalu parah seperti Omicron akan mengubah Covid-19 menjadi penyakit musiman yang tidak berbahaya.
"Hal yang mungkin terjadi di masa depan adalah anda mungkin melihat munculnya varian baru yang lebih ringan. Pada akhirnya, dalam jangka panjang, yang terjadi adalah Covid-19 menjadi endemik dan anda memiliki versi yang lebih ringan," kata Dr Tildesley.
Dikutip dari laman Sputnik News, Minggu (9/1/2022), varian Omicron yang sangat menular diketahui menyebabkan gejala yang jauh lebih ringan dibandingkan strain sebelumnya yakni Delta.
Omicron hampir sepenuhnya menggantikan dominasi Delta di banyak negara, termasuk di Afrika Selatan, tempat kali pertama varian ini diidentifikasi, serta Inggris.
Akademisi itu menyampaikan bahwa pandemi pada akhirnya akan menyebar seperti flu biasa dan virus lain yang telah menjadi endemik selama bertahun-tahun.
"Kami belum cukup sampai di sana, namun mungkin Omicron adalah sinar cahaya pertama yang menunjukkan bahwa itu mungkin terjadi dalam jangka panjang. Varian ini tentu saja jauh lebih menular dibandingkan Delta, namun efeknya jauh lebih ringan," jelas Tildesley.
Sementara Sosiolog dari Nottingham Trent University sekaligus mantan anggota Komite Gabungan Pemerintah untuk Vaksinasi dan Imunisasi (JCVI), Profesor Robert Dingwall memperingatkan bahwa perlu waktu berminggu-minggu hingga tingkat kematian yang diakibatkan Omicron dapat diketahui secara pasti.
Kasus Omicron Bertambah
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan adanya pertambahan kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia.