Berita Nasional
Harga Melambung Tinggi, Minyak Goreng Seharga Rp14.000 per Liter Akan Diproduksi Pemerintah
Erick Tohir mendorong BUMN untuk memproduksi minyak goreng dengan harga yang dapat bersaing dengan produk-produk minyak goreng di pasar.
Yakni Nusakita 100 persen price index dari market leader (Bimoli), Salvaco (92-95 persen price index Bimoli), dan kemasan sederhana INL 88 sampai 90 persen price index market leader Bimoli).
"Kapasitas mesin pengemas baru mulai kita investasi tahun ini dan akan berkembang terus sampai 2023," pungkas Erick.
Harga Minyak Goreng Melambung Tinggi
Harga minyak goreng melambung hingga lebih dari 100 persen dalam tiga bulan belakangan.
Hal ini tentu dikeluhkan oleh masyarakat, terutama ibu-ibu rumah tangga.
Saat ini harga minyak goreng di pasaran mencapai Rp 18.000 per liter. Bahkan di beberapa daerah, harga minyak goreng berada di atas Rp 20.000 per liter.
Harga ini jauh melampaui harga eceran tertinggi (HET) Rp 11.000 per liter yang ditetapkan Kementerian Perdagangan.
Para produsen minyak goreng yang menaikkan harga berdalih, ada lonjakan harga CPO di pasar global.
Seperti diketahui, perkebunan kelapa sawit di Indonesia sejauh ini paling banyak terkonsentrasi di Kalimantan dan Sumatera.
Sebagian perkebunan kelapa sawit besar lainnya berada di Sulawesi dan kini juga perlahan mulai banyak merambah Papua.
Setelah menyalip posisi Malaysia beberapa tahun lalu, Indonesia sendiri kini tercatat menjadi produsen minyak sawit atau CPO terbesar di dunia.
Tak heran, banyak pemilik perkebunan kelapa sawit dan produsen minyak goreng adalah para pengusaha yang masuk dalam deretan orang terkaya di Indonesia.
Selain memiliki pabrik kelapa sawit sendiri, mereka juga memiliki perkebunan kelapa sawit hingga puluhan ribu hektare, bahkan ratusan ribu hektare.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Erick Thohir Dorong BUMN Produksi Minyak Goreng Seharga Rp14.000 per Liter