Berita Keuskupan Manado
Tradisi Natal Umat Katolik di Minahasa Utara, Dari Misa Malam Kandang hingga Pemberkatan Kapur Tulis
Semua tokoh dalam kisah kandang itu adalah orang-orang yang rendah hati, sederhana dan polos.
Penulis: maximus conterius | Editor: maximus conterius
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Hari Raya Penampakan Tuhan, Minggu (2/1/2022), adalah satu dari sejumlah tradisi Gereja Katolik pada masa Natal.
Hari raya yang disebut juga Epifani tersebut diwarnai dengan tradisi kuno pemberkatan rumah dengan menuliskan gabungan angka dan huruf menggunakan kapur tulis pada ambang atau pintu rumah.
Namun, sebelum tradisi pada hari raya itu, ada juga tradisi yang bernama ‘Malam Kandang’.
Di Stasi Santo Fransiskus Xaverius Maumbi, Kalawat, Minahasa Utara, umat mendapatkan bingkisan dari pengurus wilayah rohani.
Hal itu dipraktikkan umat Wilayah Rohani Santa Agnes pada Malam Kandang, Kamis (30/12/2021).
Malam Kandang merupakan perayaan Natal bersama umat wilayah rohani. Saat itu dibagikan bingkisan seusai misa syukur.
Pastor John Rawung MSC, Pastor Paroki Santa Ursula Watutumou yang membawahi Stasi St Fransiskus Xaverius Maumbi, mempersembahkan misa Malam Kandang itu.
Dalam misa, Pastor John mengingatkan soal makna kandang. Kandang menjadi tempat yang dipandang hina.
Yesus lahir di kandang itu. Maria dan Yosef juga ada di situ bersama sejumlah ternak.
Yang mendapatkan kabar pertama dan bergegas ke kandang juga adalah para gembala.
Semua tokoh dalam kisah kandang itu adalah orang-orang yang rendah hati, sederhana dan polos.
Maria dan Yosef juga tahu bahwa Yesus adalah Tuhan. "Tapi mereka tetap membawa Yesus untuk dipersembahkan ke Bait Allah menurut adat-istiadat orang Yahudi," katanya.
Ia meminta umat Santa Agnes untuk rendah hati, sederhana dan menjaga kepolosan.
Ketua Dewan Pastoral Stasi Maumbi Decky Dumanauw meminta umat Santa Agnes pimpinan Regina Manoppo untuk menjaga persatuan dan kesatuan.
Malam Kandang yang dibuat umat Santa Agnes merupakan satu di antara perayaan Natal umat Stasi Maumbi.
Tradisi dimulai dengan Misa Malam Natal.
Pastor Yonas Atjas mempersembahkan misa yang diisi juga dengan maklumat kelahiran dan perarakan kanak-kanak Yesus.
Keesokan pagi, Romo Anton Tukiran MSC mempersembahkan misa Hari Raya Natal.
Ia membagi dua shift misa hari itu dengan dua dari pembagian unik empat misa dalam tradisi Gereja Katolik (Misa Vigili Natal/sore menjelang Natal, Misa Malam Natal, Misa Fajar dan Misa Siang).
Shift pagi pukul 07.00 untuk Misa Fajar dan pukul 09.00 untuk Misa Siang.
Misa Natal Fajar (Ad Missam in aurora/At the Mass at dawn) permenungannya lebih berpusat pada peristiwa yang mengabarkan lahirnya Kristus di dalam kehidupan orang beriman yang pertama, yakni para gembala (Luk 2:15-20).
Misa Fajar memberi penekanan pada warta malaikat kepada para gembala yang akhirnya membawa para gembala bergegas menjumpai Kanak-kanak Yesus di palungan (Luk 2:15-20).
Karena itu Misa Fajar disebut juga Misa Para Gembala. Para gembalalah yang menjadi saksi-saksi pertama kelahiran Yesus Kristus.
Perjumpaan para gembala dengan Kanak-kanak Yesus menunjukkan bahwa peristiwa kelahiran ini bukanlah halusinasi, tetapi sungguh sebuah peristiwa historis.
Kemanusiaan Yesus adalah kemanusiaan yang sejati, bukan tampaknya saja.
Misa Siang permenungannya lebih mengarah pada pemahaman peristiwa kelahiran Kristus secara rohani di dalam kehidupan orang beriman (Yoh 1:1-18).
Misa Siang (Ad Missam in die/At the mass during the day) sering disebut Misa Sang Sabda Ilahi karena memberi penekanan pada misteri Sang Sabda yang menjadi manusia dan tinggal di antara kita (Yoh 1:1-18).
Allah menjadi manusia supaya manusia menjadi Allah.
Penyelamat dunia yang hari ini lahir telah memberikan kita warisan sebagai anak-anak Allah.
Ini yang dikatakan dalam tambahan rumusan khusus dalam Doa Syukur Agung untuk hari Natal.
Dalam misa inilah Injil Yohanes 1 yang begitu agung dibacakan.
Hari Raya Natal itu kemudian sangat terasa masa Natal-nya dalam oktaf Natal (delapan hari Masa Natal dihitung dari Hari Raya Natal).

Malam Kandang yang digelar umat Santa Agnes merupakan satu kegiatan yang dibuat selama oktaf Natal.
Hari kedelapan Oktaf Natal itu setiap tahun jatuh pada tanggal 1 Januari.
Romo Anton Tukiran MSC mempersembahkan misa Tahun Baru itu yang lebih dikenal dalam liturgi Gereja Katolik sebagai Hari Raya Santa Maria Bunda Allah itu.
Sebelumnya, Pastor Yonas Atjas mempersembahkan misa tutup tahun pada 31 Desember 2021.
Pada tanggal 2 Januari 2022 Pastor John Rawung memimpin misa Hari Raya Penampakan Tuhan.
Ini adalah hari raya yang biasanya dirayakan 6 Januari tapi selalu dipindahkan ke hari Minggu yang dekat jika 6 Januari tak jatuh pada hari Minggu.
Pastor John dalam homilinya menyebut makna besar dari hari raya ini yakni Yesus lahir untuk semua bangsa.
Pastor John juga memberkati garam, air dan kapur yang dipakai untuk memberkati rumah.
Di stasi Santo Ignasius Asabri, selain memberkati kapur, Romo Anton Tukiran MSC memimpin misa di mana sebuah tradisi lama dibuat yaitu pembacaan kalender liturgi yang tanggalnya berubah-ubah setiap tahun. (*)
Baca juga: Penipuan Berkedok Investasi Bodong Marak di Sulut, OJK: Hati-hati Penawaran Untung Fantastis
Baca juga: Pengantin Wanita Ini Dapat Mahar 1 Kilogram Emas, Disebut Wanita Paling Beruntung
Baca juga: Bahar bin Smith tak Takut Dipenjara, Titip Pesan Sebelum Dimintai Keterangan