Berita Internasional
Iron Dome Irak Gagalkan Serangan Drone Terhadap Pasukan AS saat Peringatan Kematian Qassem Soleimani
Serangan itu datang ketika Iran dan sekutunya di Irak memperingati haul kedua pembunuhan jenderal Iran terkemuka Qassem Soleimani.
Mengutip Reuters, berdasarkan hukum Iran, seorang pembunuh akan dieksekusi.
Hukuman itu bisa batal jika keluarga korban setuju memberikan "uang darah" melalui rekonsiliasi.
Pejabat kehakiman Iran telah berkomunikasi dengan pihak berwenang di sembilan negara setelah mengidentifikasi 127 tersangka dalam kasus tersebut, termasuk 74 warga negara AS, jelas Jaksa Agung Mohammad Jafar Montazeri di televisi pemerintah.
"Mantan presiden kriminal (Trump) ada di daftar teratas," katanya.
Surati PBB
Pada Minggu (2/1/2022), Iran menyurati Dewan Keamanan PBB untuk mendesaknya meminta pertanggungjawaban Amerika Serikat dan Israel.
Teheran menganggap kedua negara itu terlibat dalam pembunuhan Soleimani, lapor media Iran.
Diketahui beberapa hari setelah pembunuhan, Amerika Serikat mengatakan kepada PBB bahwa serangan tersebut dilakukan untuk membela diri.
Jaksa Agung AS saat itu, William Barr, mengatakan Trump memiliki wewenang untuk membunuh Soleimani dan jenderal itu adalah "target militer yang sah".
Adapun acara peringatan kematian Soleimani di Baghdad, Irak berlangsung ramai.
Ratusan pendukung milisi yang didukung Iran berkumpul di Bandara Internasional Baghdad pada Minggu (2/1/2022).
Mereka meneriakkan slogan-slogan anti-Amerika.
Sehari setelahnya, dua drone bersenjata ditembak jatuh ketika mendekati pangkalan militer Irak yang menampung pasukan AS di dekat Bandara Baghdad pada Senin (3/1/2022), lapor sumber keamanan Irak.
Di sisi lain, pada Minggu malam, gerakan Houthi Yaman yang bersekutu dengan Iran menyita sebuah kapal kargo berbendera Uni Emirat Arab yang dikatakan terlibat dalam "tindakan permusuhan", tetapi menurut Saudi itu membawa peralatan rumah sakit.