Piala AFF 2020
Timnas Indonesia Berpeluang Akhiri Kutukan Juara, Lima Kali Hanya Finish Runner Up, Ini 4 Modalnya
Menghadapi Thailand dalam pertandingan dua leg, anak asuh Shin Tae-yong punya banyak modal berharga di Piala AFF 2020 kali ini.
Akan tetapi, Timnas Indonesia juga harus puas hanya menjadi runner-up di dua kesempatan tersebut.
Kini, peluang menjadi juara datang lagi.
Evan Dimas Cs kali ini datang dengan empat modal berharga yang di antaranya paling dibenci Alexandre Polking, pelatih Thailand.
Berikut ulasannya:
Muda dan Berbahaya
Pelatih Thailand, Alexandre Polking secara jujur mengakui, ada dua hal yang dia 'benci' dan harus diwaspadai dari Timnas Indonesia.
Dua hal itu adalah agresivitas dan kecepatan.
Hal itu sudah ditunjukkan skuad Garuda dalam dua laga semifinal melawan Singapura.
Dalam laga dramatis dengan skor akhir beraggregat 5-3 itu, Timnas Indonesia menunjukkan permainan pantang menyerah, hal yang tak disukai Polking dari calon lawannya.
"Mereka memiliki banyak pemain gesit, bermain sangat cepat dan tidak takut mencetak lima gol atau kebobolan lima gol untuk menang," kata Alexandre Polking dikutip dari lansiran Zing.
Dua unsur itu dimiliki Timnas Indonesia karena faktor usia yang relatif muda.
Rata-rata usia pemain yang diboyong Shin Tae-yong ke Timnas Indonesia saat ini adalah 23,8 tahun. Ini membuat Timnas Indonesia menjadi skuad termuda di antara semifinalis lain Piala AFF 2020.
Thailand yang menjadi lawan di final, punya rerataan usia pemain 27,1 tahun.
Pun, Shin Tae-yong harus bisa mengendalikan agresivitas anak asuhnya jika tak ingin jadi bumerang.