Natal 2021
Sejarah Tradisi Pohon Natal, Bermula dari Martin Luther yang Terinspirasi dari Keindahan Langit
Pohon Natal dipasang di rumah, tempat ibadah, dan tempat-tempat umum lainnya seperti mal dan lain-lain.
Kini lilin digantikan dengan lampu dekorasi yang bisa berkelap-kelip.
Meskipun hubungan antara pohon cemara dan Natal relatif baru, pohon ini dianggap penting sekitar 600 SM.
Tradisi menghias pohon di Eropa
Di Eropa Utara, pohon cemara menjadi simbol penting. Tumbuhan dan pepohonan yang tetap hijau sepanjang tahun memiliki tempat khusus bagi orang-orang kuno yang tinggal di ujung utara.
Tumbuhan hijau ini dianggap penting di pada hari tergelap di sepanjang tahun, yaitu titik balik matahari musim dingin.
Momen ini jatuh pada setiap tanggal 21 Desember di belahan bumi utara.
“Tumbuhan hijau abadi di festival pertengahan musim dingin adalah tradisi sejak zaman kuno.
Ini menandakan kemenangan kehidupan dan cahaya atas kematian dan kegelapan,” tutur Carole Cusack, profesor studi agama di Universitas Sydney.
Orang-orang zaman dahulu menggantungkan dahan-dahan hijau di atas pintu dan jendela mereka.
Di banyak negara diyakini bahwa pohon cemara akan mengusir penyihir, hantu, roh jahat, dan penyakit.
Pada abad ke-14 dan 15, pohon pinus digunakan dalam 'pertunjukan ajaib' di hari Natal di depan katedral seluruh Eropa.
Presentasi ini menunjukkan kelahiran dan kejatuhan umat manusia, serta keselamatan melalui kematian dan kebangkitan Yesus.
Pohon-pohon yang digunakan dalam drama ini dihiasi dengan apel dan dihubungkan dengan Pohon Kehidupan di Taman Eden.
Drama ini pun akhirnya dilarang oleh gereja. Tetapi tradisi menghias pohon Natal menyebar ke seluruh dunia dan berlanjut hingga kini.
Di tahun 1964, alih-alih menggunakan pohon asli, pohon cemara buatan pun mulai digunakan.