Terkini Internasional
Banyak Orang Tewas, Diduga karena Penyakit Misterius, WHO Masih Selidiki, Kejadian di Sudan
Hampir 100 orang tewas diduga karena penyakit misterius. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mulai menyelidiki penyebab kematian itu.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Tercatat hampir 100 orang tewas diduga akibat penyakit misterius.
Hal itu membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kini mulai menyelidiki penyebab nya.
Kejadian ini terjadi di Sudan Selatan.
Baca juga: Detik-detik Mobil BMW Tiba-tiba Terbakar, Ini Kronologinya
Baca juga: Gala Sky Lihat Wanita Mirip Vanessa Angel, Minta Peluk dan Tidak Menangis: Langsung Panggil Mami
Baca juga: Kecelakaan Maut Tadi Malam, Levi Remaja 18 Tahun Kendarai Motor CBR Tewas, Oleng Lalu Tabrak Truk

ilustrasi meninggal dunia. (TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas)
Kejadian hampir 100 orang tewas akibat penyakit misterius ini terjadi di Fangak dan Negara Bagian Jonglei di Sudan Selatan.
BBC mencatat bahwa sampel awal yang dikumpulkan di daerah menunjukkan hasil negatif kolera.
Sementara itu, Sheila Baya dari WHO menjelaskan kekhawatiran yang sedang berlangsung.
"Kami memutuskan untuk mengirim tim respon cepat untuk pergi dan melakukan penilaian risiko dan penyelidikan," kata Baya, seperti dilansir Newsweek.
"Saat itulah mereka akan dapat mengumpulkan sampel dari orang yang sakit, tetapi untuk sementara angka yang kami dapatkan adalah 89 kematian," imbuhnya.
Dia juga mengatakan, semakin sulit untuk mencapai daerah Fangak karena banjir yang membuatnya tidak dapat diakses melalui darat.
Dia dan timnya kemudian menunggu helikopter.
Banjir di daerah itu sangat parah, sehingga menyebabkan lebih dari 200.000 orang meninggalkan rumah mereka.
Badan kemanusiaan Concern Worldwide mengatakan itu adalah banjir terburuk dalam hampir 60 tahun.
Direktur Kabupaten Concern di Sudan Selatan, Shumon Sengupta, menjelaskan situasi yang mengerikan.
"Besarnya banjir tahun ini sangat besar. Lebih dari 200.000 orang, lebih dari seperempat penduduk lokal di Unity State terpaksa meninggalkan rumah mereka sebagai akibat dari meningkatnya air banjir," katanya.