Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bencana Alam di Filipina

208 Orang Meninggal Akibat Bencana Topan Rai yang Melanda Filipina, Kini 490 Ribu Orang Mengungsi

Sebelumnya di Filipina terjadi bencana alam yang mengakibatkan banyak korban jiwa.

Editor: Glendi Manengal
AFP/HANDOUT
Foto udara yang diambil pada 17 Desember 2021 dan diterima dari Angkatan Darat Filipina pada 18 Desember menunjukkan rumah-rumah yang hancur akibat Topan Rai setelah badai melintasi Jenderal Luna, Pulau Siargao. 

"Tidak ada yang muncul. Saya tidak tahu di mana para politisi dan kandidat (pemilihan) berada," kata penduduk lanjut usia itu seperti dikutip Aljazeera.

"Kami membayar pajak besar ketika kami bekerja dan sekarang mereka tidak dapat membantu kami," katanya.

Lebih lanjut, Roderick Alba mengatakan polisi telah dikerahkan untuk operasi bantuan dan untuk memastikan ketertiban di daerah yang dilanda bencana.

Ribuan personel militer, penjaga pantai, dan pemadam kebakaran juga telah dikerahkan ke daerah-daerah yang terkena dampak parah.

Penjaga pantai dan kapal angkatan laut, serta pesawat yang membawa makanan, air dan pasokan medis juga dikerahkan.

Sementara alat berat, seperti backhoe dan front-end loader, telah dikirim untuk membantu membersihkan jalan yang terhalang oleh tiang listrik dan pohon yang tumbang.

Adapun operasi bantuan telah dipercepat tetapi tetap terhambat oleh kerusakan yang disebabkan oleh komunikasi dan saluran listrik, yang belum dipulihkan di banyak daerah yang hancur.

Sementara itu, Presiden Rodrigo Duterte telah berkomitmen untuk mengucurkan dana sekitar 2 miliar peso Filipina atau sekira Rp 575,7 miliar ke provinsi-provinsi untuk membantu upaya pemulihan.

Palang Merah Filipina meminta bantuan sebesar 20 juta franc Swiss atau sekira Rp 312,6 miliar, dan mengatakan tindakan internasional sangat penting bagi ratusan ribu orang yang terkena dampak Topan Rai.

"Warga Filipina bersatu dengan keberanian, tetapi setelah kehilangan segalanya dalam badai ganas ini, dukungan internasional akan memungkinkan ratusan ribu orang membangun kembali rumah mereka dan mata pencaharian yang hancur," kata Richard Gordon, ketua Palang Merah Filipina.

Informasi lebih lanjut, Topan Rai melanda Filipina di akhir musim topan, yang kebanyakan siklon biasanya berkembang antara Juli dan Oktober.

Para ilmuwan telah lama memperingatkan bahwa topan menjadi lebih kuat dan menguat lebih cepat ketika dunia menjadi lebih hangat karena perubahan iklim yang didorong oleh ulah manusia.

Filipina merupakan salah satu negara paling rentan di dunia terhadap dampak perubahan iklim.

Filipina dilanda rata-rata 20 badai dan topan setiap tahun, yang biasanya menggagalkan panen, merusak rumah dan infrastruktur di daerah.

(Tribunnews.com/Rica Agustina)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Korban Tewas Topan Rai di Filipina Tambah Jadi 208 Jiwa, 52 Hilang, 490 Ribu Orang Mengungsi.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved