Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bencana Alam di Filipina

208 Orang Meninggal Akibat Bencana Topan Rai yang Melanda Filipina, Kini 490 Ribu Orang Mengungsi

Sebelumnya di Filipina terjadi bencana alam yang mengakibatkan banyak korban jiwa.

Editor: Glendi Manengal
AFP/HANDOUT
Foto udara yang diambil pada 17 Desember 2021 dan diterima dari Angkatan Darat Filipina pada 18 Desember menunjukkan rumah-rumah yang hancur akibat Topan Rai setelah badai melintasi Jenderal Luna, Pulau Siargao. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebelumnya di Filipina terjadi bencana alam yang mengakibatkan banyak korban jiwa.

Diketahui bencana alam Topan Rai di Filipina terjadi pada Kamis 16 Desember 2021.

Akibat bencana tersebut saat ini sudah ada korban sebanyak 208 orang meninggal dunia.

Baca juga: Dituduh Lakukan Penistaan di Kuil Emas, Seorang Pria Dipukuli hingga Akhirnya Meninggal Dunia

Baca juga: Cerita Tentang Donat Lumer Laurensia Pelesia Siahu

Baca juga: Kabar Fairuz A Rafiq, Kini Menunggu Kelahiran Anak ke-3, Sonny Septian Jadi Suami Siaga

Korban tewas akibat Topan Rai yang menerjang Filipina pada Kamis (16/12/2021) bertambah menjadi 208 orang.

Laporan yang disampaikan juru bicara polisi, Roderick Alba, pada Senin (20/12/2021) juga menyebutkan 52 orang belum ditemukan dan hampir 490.000 orang mengungsi.

Lebih dari setengah kematian yang dilaporkan oleh polisi adalah kematian di wilayah Visayas tengah, yang meliputi Provinsi Bohol.

Provinsi Bohol merupakan wilayah yang memiliki beberapa tujuan wisata paling populer di negara itu, termasuk tempat menyelam.

Topan Rai juga telah memporak-porandakan Provinsi Cebu, Leyte, dan Surigao del Norte, termasuk tujuan selancar populer Pulau Siargao, dan Kepulauan Dinagat.

Sedikitnya 10 orang tewas di Dinagat, sementara 'SOS' dilukis di jalan di Kota Jenderal Luna di Pulau Siargao.

Di beberapa tempat, orang-orang berjuang untuk mendapatkan air dan makanan.

"Situasi kami sangat putus asa," kata Ferry Asuncion, seorang pedagang kaki lima di kota tepi laut Surigao.

"Orang-orang di kota sangat membutuhkan air minum dan makanan," katanya.

Beberapa orang menyatakan frustrasi atas tanggapan pemerintah terhadap bencana tersebut.

Menurut Levi Lisondra, tidak ada perwakilan dari pemerintah yang muncul meninjau lokasi yang terdampak Topan Rai.

Levi Lisondra kemudian mempertanyakan pajak yang telah dia bayarkan kepada pemerintah.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved