Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Virus Corona

Inggris Hapus Semua Negara dari Daftar Merah Perjalanan Covid-19

Negara pertama yang mendeteksi Omicron, Afrika Selatan telah masuk ke daftar merah Inggris pada November lalu.

Editor: Shity Nurjanah
SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
Inggris Hapus Semua Negara dari Daftar Merah Perjalanan Covid-19 

Karena ketakutan akan gelombang lain Covid-19 di negara itu, ratusan warga Inggris mengantre di pusat-pusat vaksin untuk mendapatkan suntikan booster.

“Sayangnya setidaknya satu pasien kini telah dipastikan meninggal dengan Omicron,” kata Perdana Menteri Boris Johnson, Senin (13/12/2021), melansir Al Jazeera.

“Jadi saya pikir ini adalah versi virus yang lebih ringan, namun juga sesuatu yang perlu kita atur, dan mengenali kecepatan (persebaran) di mana ia lebih cepat menular melalui populasi," sambungnya.

Sejak kasus Omicron pertama terdeteksi pada 27 November di Inggris, Johnson telah memberlakukan pembatasan yang lebih ketat.

Pada hari Minggu (12/12/2021), dia mendesak orang mendapatkan vaksin ketiga untuk mencegah layanan kesehatan kewalahan.

Dia juga memperingatkan gelombang pasang infeksi yang dapat mengatasi mereka telah yang divaksinasi sepenuhnya.

Data yang dirilis pada hari Jumat (10/12/2021), menunjukkan bahwa kemanjuran vaksin terhadap infeksi gejala berkurang secara substansial terhadap Omicron hanya dengan dua dosis.

Tetapi dosis ketiga meningkatkan perlindungan hingga lebih dari 70 persen.

Parlemen akan melakukan pemungutan suara pada hari Selasa tentang apakah akan menegakkan langkah-langkah lebih lanjut, yang mencakup memerintahkan orang untuk bekerja dari rumah, memakai masker di tempat-tempat umum dan menggunakan izin Covid-19 untuk beberapa tempat.

"Ini (virus) menyebar pada tingkat yang fenomenal, sesuatu yang belum pernah kita lihat sebelumnya, itu berlipat ganda setiap dua hingga tiga hari dalam infeksi," kata Menteri Kesehatan Sajid Javid.

Dia menambahkan bahwa jenis Covid-19 baru telah menyumbang sekitar 40 persen infeksi di ibu kota, London.

“Kita sekali lagi berada dalam perlombaan antara vaksin dan virus,” ujarnya.

Sementara itu, Layanan Kesehatan Nasional mengumumkan bahwa sistem pemesanan vaksin online kewalahan, menyarankan orang-orang untuk kembali di kemudian hari.

“Layanan pemesanan vaksin Covid-19 saat ini menghadapi permintaan yang sangat tinggi sehingga mengoperasikan sistem antrian,” kata Layanan Kesehatan Nasional di Twitter.

"Untuk semua orang lain yang mengalami penantian, kami sarankan untuk mencoba lagi nanti hari ini atau besok," lanjut pernyataan tersebut.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved