Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Digital Activity

Wawancara Dengan Merry Karouwan Dalam Program Tribun Manado Business Talk

Tribun Manado melakukan wawancara khusus dalam program Tribun Business Talk dengan salah satu pengusaha bernama Merry Karouwan

Penulis: Andreas Ruauw | Editor: Chintya Rantung
Dokumentasi Tribun Manado
Perbincangan Tribun Manado dengan Merry Karouwan yang dipandu oleh host Tribun Manado Fernando Lumowa. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Tribun Manado melakukan wawancara khusus dalam program Tribun Business Talk dengan salah satu pengusaha bernama Merry Karouwan sebagai Ketua bid wirausaha baru Dekranasda Sulut, Ketua Asita Sulut.

Berikut perbincangan Tribun Manado dengan Merry Karouwan yang dipandu oleh host Tribun Manado Fernando Lumowa.

Bagaimana bisa bertahan di tengah Pandemi Covid-19?

Jadi saya memanfaatkan masa pandemi yang mana masa tersebut orang-orang masih sedang merasakan dampaknya, saya justru mulai membuat kerajinan dengan membangun kembali usaha produk pakaian dan tas.

Dan hingga hari ini sudah terjual sekitar 1000 tas, dan untuk kain waya juga dibuat disaat masa pandemi dengan berbagai motif yang telah terjual.

Sejak kapan ibu mulai memproduksi produk-produk kerajinan?

Memang saya sudah mulai memproduksi suatu kerajinan di UMKM Wale Klabat ini sejak tahun 2008, dimana pada waktu itu saya membuat topi dari daun pandan dan syukur banyak diminati oleh para masyarakat lokasl dan turis asing.

Bagaimana proses pembuatan hingga pemasaran produk kerajinan di Wale Klabat ini?

Jadi untuk tas itu berbahan dasar plastik yang diolah oleh masyarakat Likupang dengan cara dianyam secara manual, dimana para pembuatnya ini merupakan ibu-ibu rumah tangga yang ada di Desa Kinunang, Marinsouw dan Pulisan.

Sedangkan untuk Kain Waya, kami bermain pada motif namun masih menggunakan print. Berbeda dengan ada satu kain yang sudah ditenun secara tradisional yang mana kami bekerja sama membuat kain batik tradisional dengan motif Maengket.

Produk ini sudah dipasarkan dimana saja?

Produk ini terutama kain dan tas sudah dipasarkan sampai luar negeri seperti Eropa, dan untuk di Indonesia Timur sudah dipasarkan hingga ke Sulawesi Tengah dan Ternate.

Dimana saya masih memakai tenaga tutor yakni masyarakat lokal yang masih dibatasi jumlah tenaga kerja, sehingga kalau soal produksi secara massal kami belum bisa dan hanya melayani pesanan per eceran saja.

Bagaimana keuntungan yang didapat?

Tentunya usaha ini profitable, walaupun untuk tas harganya hanya Rp 30 ribu namun kami memproduksinya cukup banyak dangan jangkauan pemasarannya yang juga sudah meluas.

Baca juga: Tingkatkan Kapasitas SDM, Bupati Minahasa Teken Kerjasama Sinergitas Bersama Kementerian Kominfo RI

Baca juga: Gempa Terkini Selasa 7 Desember 2021 Info BMKG, Pusat Guncangan di Laut, Ini Lokasinya

Baca juga: Novel Baswedan Cs Jadikan ASN Polri Pintu Masuk untuk Kembali Bertugas di KPK

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved