Gunung Semeru Erupsi
UPDATE Data Korban Erupsi Gunung Semeru, Korban Jiwa Bertambah, Puluhan Luka Berat
Data terbaru korban jiwa akibat erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur, bertambah 1 orang pada Minggu (5/12/2021).
TRIBUNMANADO.CO.ID - Data terbaru, jumlah korban jiwa akibat erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur.
Dikabarkan, bertambah 1 orang pada Minggu (5/12/2021).
Dengan demikian, total korban tewas hingga Minggu sore berjumlah 14 orang.
"Jumlah korban jiwa bertambah 1 orang dari rilis terakhir kami yang disampaikan pada Minggu jam 12.00 WIB.
Sebelumnya 13 orang," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari dalam jumpa pers pada Minggu sore.
Adapun, korban tewas masing-masing 2 orang berasal dari Desa Supiturang.
Kemudian, 5 jenazah dibawa ke Rumah Sakit Haryoto.
Berikutnya, 5 jenazah di Rumah Sakit Bhayangkara.
Kemudian, 2 jenazah berasal dari Desa Sumberwuluh.
Sementara itu, jumlah total korban luka akibat erupsi Gunung Semeru berjumlah 56 orang.
Rinciannya, 21 orang luka ringan dan 35 orang mengalami luka berat.
Pengakuan Warga saat Erupsi terjadi
Dikutip dari Surya, Sinten (60), salah satu korban selamat dari erupsi Gunung Semeru mengatakan, ia berhasil selamat bersama cucunya Dewi Novitasari.
Mereka selamat setelah berlari hingga 13 kilometer.
Keduanya berlari ke tempat yang lebih aman sebelum awan panas guguran menyapu rumah mereka hingga luluh lantak.
Sinten bercerita, sebelum gunung meletus, Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang sempat diguyur hujan abu bercampur batu.
Batu-batu tersebut meluncur menghantam genting rumahnya hingga menimbulkan suara gemuruh.
Sinten yang saat itu tengah bersantai di rumah langsung membawa cucunya berlari untuk menyelamatkan diri.
"Gunung Semeru meletus dengan cepat. Sebelumnya, tidak ada tanda-tanda akan erupsi. Saat erupsi seperti kiamat," katanya, saat ditemui di RSUD dr Haryoto Lumajang, Sabtu (4/12/2021).
Saat berada di luar rumah, Sinten dan cucunya sempat menengok ke arah Gunung Semeru.
Mereka melihat gunung tersebut memuntahkan asap abu-abu tebal ke udara hingga menyebabkan langit berubah menjadi gelap.
Suhu udara terasa panas dan kilatan petir juga menyambar-nyambar.
"Saya tak sempat menyemalatkan harta benda. Saya tak memikirkan itu, yang terpenting selamat dari terjangan awan panas. Lima motor hangus dan rumah saya roboh," ungkapnya.
Sinten bersama cucunya berlari ke rumah tetangga yang berjarak sekira satu kilometer untuk berlindung.
Setelah langit kembali terang, mereka lalu berlari ke masjid sekira lima kilometer.
Setelah itu, mereka berlari ke dusun sebelah yakni Dusun Gunung Sawur hingga akhirnya mereka dijemput dengan menggunakan mobil pikap.
"Lalu kami berjalan lagi hingga ke dusun sebelah, Dusun Gunung Sawur sekira 7 kilometer. Napas sudah ngos-ngosan."
"Selama dua jam kami mengamankan diri di rumah warga Dusun Gunung Sawur, setelah itu kami dievakuasi menggunakan mobil pikap ke Desa Sumbermujur," paparnya.
Meski ia dan cucunya selamat dari peristiwa itu, namun salah satu keluarga mereka yakni Samsul Arifin menjadi korban luka.
Samsul sendiri sudah dilarikan ke RSUD dr Haryoto Lumajang.
Saat peristiwa itu terjadi, Samsul tengah bertugas menjaga portal tambang dekat Gunung Semeru.
"Kami langsung bergegas mendatangi RSUD dr Haryoto. Saat ini Mas Samsul sedang dirawat," terangnya.
Seorang janda meninggal terkena lava pijar
Meletusnya Gunung Semeru juga memakan korban jiwa.
Seorang janda bernama Mbok UM (50) meninggal dunia setelah terkena lava pijar.
Mbok UM merupakan warga Desa Curah Kobokan, Kecamatan Pronojiwo.
Tim penyelamat menemukan korban tergeletak di jalanan desa.
Dia ditemukan sekira 50 meter dari rumahnya.
Saat ditemukan, kulit disekujur tubuhnya dalam kondisi melepuh.
Amin, saudara Mbok Um mengatakan, kemungkinan saat kejadian korban tak kuat berlari untuk menyelamatkan diri.
"Mungkin mau lari tapi gak kuat," kata Amin, Sabtu, seperti dilansir Surya.
Amin menceritakan, sebelum gunung meletus, langit terlihat cerah lalu dua kali petir menyambar.
"Jeda tiga menitan itu angin kencang, batu-batu turun dari gunung kena atap rumah."
"Terus gelap lalu tiba-tiba lava pijar sudah sampai ke pemukiman," terangnya.
Kondisi tersebut membuat warga panik dan berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri.
Sampai sekarang, cukup banyak laporan warga hilang, termasuk anak semata wayang Mbok Um.
"Anaknya kalau siang ikut kerja nambang pasir, sekarang tidak tahu di mana. Dia gak bisa dihubungi," ujarnya.
(Kompas.com)
Tautan: