Berita Sitaro
BPBD Sitaro Siapkan Langkah Antisipasi Dampak Cuaca Ekstrem
Di mana disebutkan bahwa Sitao sebagai salah satu daerah yang berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
Penulis: Octavian Hermanses | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Sam Ratulangi Manado mengeluarkan peringatan dini tujuh harian Provinsi Sulawesi Utara.
Dalam surat yang ditandatangani Koordinator Operasional Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi, Ben Arther Molle itu tercantum daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro).
Di mana disebutkan bahwa Sitao sebagai salah satu daerah yang berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
Menindaklanjuti peringatan tersebut, pemerintah daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sitaro telah mengambil sejumlah langkah guna antisipasi dampak buruk dari cuaca esktrem.
"Kita sudah sempat menyampaikan surat himbauan terkait peringatan dini cuaca buruk yang dikeluarkan BMKG Sulawesi Utara. Kemarin juga sudah ada surat penegasan menindaklanjuti himbauan dari pemerintah provinsi," ungkap Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Sitaro, Joicson Sagune saat ditemui tribunmanado.co.id Rabu (1/12/2021) di ruang kerjanya.
Menurut Sagune, dalam mengantisipasi dampak cuaca ekstrem, pihaknya telah melakukan identifikasi terhadap berbagai hal yang dibutuhkan dalam rangka penanggulangan bencana alam.
"Khusus untuk BPBD, kita memang ditugaskan mengidentifikasi kesiapan logistik, seperti personil, peralatan termasuk lokasi evakuasi apabila terjadi bencana alam yang menimbulkan adanya warga pengungsi," terang Sagune.
Untuk tempat evakuasi, Sagune bilang pihaknya telah menyiagakan gedung Selter yang berlikasi di kompleks rumah dinas Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kelurahan Paseng serta gedung Balai Latihan Keterampilan (BLK) di wilayah Tagulandang.
"Selain tempat evakuasi, kami juga telah mendata peralatan-peralatan yang dimiliki pemerintah daerah, khususnya BPBD dalam rangka penanggulangan bencana alam," ujar Sagune.
Disamping tempat evakuasi dan peralatan, pihak BPBD Sitaro juga telah melakukan pengecekan personil yang akan dilibatkan dalam hal penanggulangan bencana alam sebagai dampak cuaca buruk saat ini.
"Tentu yang paling utama adalah petugas internal BPBD. Lebih jauh lagi, hal ini akan kita bahas bersama dengan ibu bupati. Intinya, kita sudah menyiapkan segala sesuatunya dalam mengantisipasi dampak cuaca buruk ini," ungkapnya.
Dari beragam persiapan tersebut, Sagune tetap berharap adanya koordinasi dari berbagai pihak, khususnya kepala-kepala wilayah, baik di tingkat kecamatan hingga kelurahan dan kampung.
"Hal ini penting agar supaya pemerintah di semua tingkatan bisa meningkatkan kewaspadaan sembari terus memberikan himbauan kepada masyarakat. Saya kira ini menjadi bagian dari upaya mitigasi bencana yang kita lakukan," ujar Sagune.
Menurutnya, pelibatan kepala wilayah menjadi hal penting untuk mengetahui secara persis setiap perkembangan yang terjadi di wilayah masing-masing.
"Jadi ketika terjadi sesuatu, kepala-kepala wilayah diminta segera mengambil langkah awal sembari melaporkan kepada pemerintah daerah," terang Sagune.