Sirkuit Mandalika
7 Ekor Anjing Mati di Sekitar Sirkuit Mandalika, Warga Menduga Diracun, Ini Kata Pengelola dan Dinas
Sejumlah warga yang masih menetap di lokasi Desa Ebunut di sekitar Sirkuit Mandalika, kemudian mengeluhkan kehilangan anjing mereka.
Hanya saja menurut warga sejumlah orang memang mendatangi perkampungan malam-malam mencari anjing, beberapa hari menjelang pelaksanaan WSBK.
Warga lain juga mengaku didatangi sejumlah orang yang menawarkan uang sebesar Rp 100.000 untuk setiap ekor anjing yang ditangkap atau dibunuh.
“Pokoknya mau ditangkap atau dibunuh, akan dikasi uang Rp 100.000, saya juga enggak mau,” kata Abdul Kadir (50) salah seorang warga Ebunut.
Kepala Dinas Pertanian, Lombok Tengah, Lalu Iskandar yang dikonfirmasi terkait kematian anjing di kawasan sirkuit, Sabtu (20/11/2021) mengatakan, pihaknya tidak pernah mengeksekusi anjing di sekitar sirkuit dengan diracun.
"Kami hanya pernah diajak dalam rapat koordinasi membicarakan penanganan anjing liar di sekitar sirkuit, sebelum WSBK, hanya saja tidak ada tindak lanjut setelah itu" kata Iskandar.
Iskandar mengaku pihaknya tidak memiliki bius untuk menangani anjing-anjing tersebut.
Bahkan tidak pernah ada tindak lanjut yang melibatkan Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, setelah rapat koordinasi tersebut bersama ITDC.
Budi Santoso, Kepala Pengamanan MGPA (Mandalika Grand Prix Association) menyebutkan, pihaknya tidak melakukan tindakan apapun untuk menangani hewan seperti sapi dan anjing yang masih ada di pemukiman warga.
Meski hal itu diakuinya sebagai ancaman bagi kelancaran balapan WSBK.
"Itu ancaman, ancaman bisa kita hadapi, untuk memperkecil ancaman itu, ancaman itu bisa kita hindari, kita kurangi, kita pindahkan atau mungkin dihadapi, dan untuk sapi dan juga anjing, kita tidak melakukan apa-apa," kata Budi.
Demi kelancaran keberadaan anjing dan sapi dihindari dengan cara membuat pagar mengelilingi sirkuit.
Sementara, Corporate Comunication ITDC, Ester Ginting mengatakan, dalam pengembangan destinasi pariwisata yang dikelolanya, ITDC selalu memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan pariwisata berkelanjutan.
ITDC juga berkomitmen untuk selalu menghormati hak masyarakat serta menjaga keberlangsungan kehidupan lingkungan sekitar.
Terkait isu anjing liar, dia memastikan, ITDC tidak melakukan hal tersebut.