Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Internasional

Rusia Bantah Tuduhan AS soal Rudal Uji Coba yang Hancurkan Satelitnya Bahayakan Stasiun Luar Angkasa

Mendengar tuduhan tersebut pihak Rusia pun membantah soal rudalnya membahayakan Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Editor: Glendi Manengal
Foto Verge/Alex Castro via Tribunnews
ILUSTRASI Satelit hancur - Rusia mengaku menghancurkan salah satu satelitnya dalam uji coba rudal luar angkasa. (Foto Verge/Alex Castro via Tribunnews) 

"Federasi Rusia secara sembrono melakukan uji coba satelit destruktif dari rudal anti-satelit pendakian langsung terhadap salah satu satelitnya sendiri," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price, seperti dikutip france24.

"Uji coba sejauh ini telah menghasilkan lebih dari 1.500 keping puing orbital yang dapat dilacak."

"Dan ratusan ribu keping puing orbital yang lebih kecil yang sekarang mengancam kepentingan semua negara," imbuhnya.

Awak di pos orbit saat ini ada empat orang Amerika, satu orang Jerman, dan dua orang Rusia.

Mereka harus berlindung di pesawat, merupakan prosedur standar jika terjadi keadaan darurat yang mungkin memaksa evakuasi.

Sementara, Badan antariksa Rusia Roscosmos meremehkan insiden itu.

"Orbit objek, yang memaksa kru hari ini untuk pindah ke pesawat ruang angkasa sesuai prosedur standar, telah menjauh dari orbit ISS. Stasiun berada di zona hijau," ucap agensi tersebut.

Namun, dalam sambutannya yang disiapkan dengan kata-kata keras, Price mengatakan bahayanya masih jauh dari selesai.

"Tes ini secara signifikan akan meningkatkan risiko astronot dan kosmonot di Stasiun Luar Angkasa Internasional, serta aktivitas luar angkasa manusia lainnya," katanya.

“Perilaku Rusia yang berbahaya dan tidak bertanggung jawab membahayakan keberlanjutan jangka panjang luar angkasa dan dengan jelas menunjukkan bahwa klaim Rusia untuk menentang persenjataan luar angkasa adalah tidak jujur dan munafik."

"Amerika Serikat akan bekerja dengan sekutu dan mitra kami untuk menanggapi tindakan Rusia yang tidak bertanggung jawab," tambahnya.

Washington dan Moskow telah mempertahankan hubungan luar angkasa yang kuat sejak berakhirnya Perang Dingin, meskipun ketegangan politik meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Juru bicara Pentagon John Kirby menekankan bahwa Rusia tidak memberi Washington peringatan awal tentang rudal tersebut.

“Kami mengamati dengan cermat jenis kemampuan yang tampaknya ingin dikembangkan Rusia, yang dapat menimbulkan ancaman tidak hanya bagi kepentingan keamanan nasional kami, tetapi juga insentif keamanan negara-negara penjelajah ruang angkasa lainnya,” katanya.

"Sudah sangat jelas, kami ingin melihat norma untuk ruang angkasa sehingga dapat digunakan secara bertanggung jawab oleh semua negara antariksa."

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved