Kabar Tokoh
Dulu Jurnalis Perang Kini Ketua Komisi I DPR RI, Sosok Meutya Hafid yang Pimpin Tes Andika Perkasa
Sosok Meutya Hafid adalah jurnalis perang dari Indonesia, dulu heboh tahun 2005 saat disandera ketika meliput Perang Irak di masa Presiden SBY
Penulis: Finneke Wolajan | Editor: Finneke Wolajan
Meutya Hafid (Kompas TV)
Politisi Partai Golkar ini satu-satunya perempuan yang dipercaya memimpin Komisi di DPR RI.
Yang mengejutkan, Meutya memimpin Komisi I DPR RI.
Komisi di Dewan yang pimpinannya kerap diidentikkan dengan laki-laki.
Hal ini karena Komisi I membawahi urusan kemiliteran, pertahanan, dan intelijen.
SBY dan Meutya Hafid (Tribun Jatim)
Di bawah kepemimpinannya, mitra kerja Meutya Hafid mulai dari Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto berserta kepala staf, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Kepada Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Budi Gunawan, Menteri Komunikasi dan Informasi Johni G Plate.
Tak hanya itu, mitra kerja Komisi I juga adalah Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas); Badan Keamanan Laut (Bakamla), Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas), Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP RRI), Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (LPP TVRI), Dewan Pers, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Komisi Informasi Pusat (KI Pusat), Lembaga Sensor Film (LSF) dan Perum LKBN Antara.
Meutya Hafid memimpin 47 anggota Komisi I dari berbagai partai politik serta 4 wakil ketua Komisi I.
Sebenarnya Meutya Hafid bukan nama yang asing lagi bagi dunia pers tanah air.
Kiprahnya saat menjadi wartawan terbilang sangat mengagumkan.
Utamanya dia ditugaskan meliput langsung sejumlah perang di berbagai dunia.
Pada 18 Februari 2005, Meutya diculik dan disandera oleh sekelompok pria bersenjata ketika sedang bertugas di perang Irak.
Dia akhirnya dibebaskan pada 21 Februari 2005.
Pada tanggal 28 September 2007, Meutya melaunching buku yang ia tulis sendiri yaitu "168 Jam dalam Sandera: Memoar Seorang Jurnalis yang Disandera di Irak".