Berita Tomohon
Kapasitas Lapas Perempuan Manado Baru 50 Persen, Didominasi Kasus Tipikor, Narkoba dan Trafficking
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Manado Kelas II B menjadi tempat untuk para Warga Binaan Binaan (WBP) khusus perempuan
Penulis: Hesly Marentek | Editor: Chintya Rantung
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Manado Kelas II B menjadi tempat untuk para Warga Binaan Binaan (WBP) khusus perempuan.
Lapas Perempuan Manado Kelas II B ini berlokasi di Kelurahan Kolongan Satu, Kecamatan Tomohon Tengah, Kota Tomohon.
Saat ini di Lapas Perempuan Manado Kelas II B diisi total 63 WBP.
Jumlah tersebut sekira 50 persen dari Kapasitas Lapas yang sejatinya bisa mencapai 117 WBP.
"Saat ini ada 63 WBP. Jumlah itu 50 persen dari kapasitas 117," kata Kepala Lapas Perempuan Manado Kelas II B Gayatri Rahmi Rilowati, Jumat (29/10/2021) sore.
Lebih lanjut diterangkan Gayatri untuk jumlah hunian tak ada kendala karena tak over capacity.
Hanya saja karena banyak kegiatan, tetapiwarga binaan sedikit.
"Jadi seringkali satu warga binaan ikut bbrp kegiatan. Jadi kurang maksimal hasilnya," sebut Gayatri.
Adapun Secara keseluruhan WBP didominasi kasus Tindak Pindana Korupsi, Narkoba, Penipuan, Penggelapan hingga trafficking.
"Kasus paling banyak Tipikor, narkoba, penipuan, penggelapan, trafficking," ujarnya kepada tribunmanado.co.id.
Di Lapas Perempuan Manado Kelas II B, para WBP diajarkan sejumlah ketrampilan. Salah satu yang paling menarik yaitu pembuatan batik L'Prado yang belum lama ini dilaunching.
Menurut Gayatri, tujuannya agar para WBP ini sudah mempunyai modal ketrampilan saat kembali ke masyarakat.
"Jadi ada banyak pelatihan diajarkan. Mulai dari salon kecantikan, hingga bagaimana cara pembuatan batik. Ini nanti bisa jadi modal bagi mereka saat kembali ke tengah-tengah masyarakat," terangnya.
Saat ini di Lapas Perempuan belum ada layanan bezukan ditiadakan karena pandemi Covid-19.
Namun digantikan dengan video call (kunjungan online).