Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Nasional

Sosok Mustafa Ataturk Presiden Pertama Turki, Diusulkan Nama Jalan Kawasan Menteng, Tapi Ditolak

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria membeberkan, pemerintah berencana mengubah salah satu nama jalan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Editor: Alpen Martinus
Grid
Mustafa Kemal Ataturk 

TRIBUNMANADO.CO.ID- Memberi nama jalan bukanlah hal yang mudah dilakukan, dan tidak bisa dilakukan sembarang.

Jika menggunakan nama orang, pastilah tokoh yang dianggap paling berjawa, semisal pahlawan.

Masih hangat diperbincangkan, soal rencana penggantian nama jalan di Kawasan Menteng dengan nama orang turki.

Baca juga: Sosok Elizabeth Tjandra Istri Erick Thohir, Cantik dan Anggun, Tapi Fotonya Sulit Didapat di Medsos

Pendiri dan presiden pertama Republik Turki, Mustafa Kemal Ataturk.
Pendiri dan presiden pertama Republik Turki, Mustafa Kemal Ataturk.(ENCYCLOPEDIA BRITANNICA)

Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD DKI Jakarta menolak penggunaan nama tokoh Turki Mustafa Kemal Ataturk menjadi nama sebuah jalan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Nama Ataturk dinilai resisten bagi masyarakat, terutama umat muslim.

“Kami sangat tidak setuju, karena kebijakan Ataturk tidak mendukung dan bahkan melarang kegiatan Islam di Turki,

sehingga mencoreng hati nurani umat Islam dan negeri lainnya,” ujar Penasehat Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Nasrullah berdasarkan keterangannya pada Selasa (19/10/2021).

Baca juga: Sosok Ratu Annisa, Mantan Artis Film Kolosal Kini Berjuang Hidupi 7 Anaknya, Perdalam Ilmu Agama

Nasrullah menyarankan kepada pemerintah daerah hendaknya memakai nama Sultan Hamid dan Sultan Al Fatih untuk nama sebuah jalan. Mereka dinilai tokoh besar yang mengabadikan kebesaran Turki Usmani.

“Sebagai bentuk kerja sama antara Indonesia dan Turki, sekaligus pengabdian nama tokoh besar Turki adalah Sultan Hamid dan Sultan Al Fatih,” katanya.

Seperti diketahui, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria membeberkan, pemerintah berencana mengubah salah satu nama jalan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Nama jalan tersebut akan berganti menjadi nama tokoh Turki, Mustafa Kemal Ataturk.

Baca juga: Potret Ular Piton Besar Ditangkap di Bangunan Kosong, Sembunyi di Bawah Puing

Orang nomor dua di Ibu Kota ini mengatakan pemerintah Turki juga siap menyediakan satu jalan untuk diisi nama tokoh Indonesia.

“Jadi memang ada keinginan dari kami, dari pemerintah Turki agar ada nama dari kita yang ada di Turki dan juga nama tokoh dari Turki. Jadi sama-sama,” kata Ariza usai menghadiri Kegiatan Baksos Dalam Rangka Hari Ulang Tahun PIRA ke-13 di Musholah AL Ahyar, Kel Klender, Kec Duren Sawit, Minggu (17/10/21).

Menurutnya, penggunaan nama tokoh Turki Mustafa Kemal Ataturk di salah satu nama jalan di Indonesia merupakan bagian dari kelanjutan kerja sama kedua negara.

Meski begitu, Ariza tak menjelaskan secara rinci lokasi nama jalan yang akan diganti menggunakan nama tokoh Turki.

“Insyaallah ini bagian dari kerja sama antara Indonesia dan juga pemerintah Turki,” imbuhnya. 

Sosok Mustafa Kemal Ataturk

Awal kehidupan dan karier militer Ataturk terlahir dengan nama Mustafa pada tahun 1881 di kota Salonica yang saat itu merupakan bagian dari Kekaisaran Ottoman (kerajaan Islam terbesar yang berkuasa antara abad ke-13 hingga awal abad ke-20).

Mustafa kecil dikirim orangtuanya ke sekolah militer saat berusia 12 tahun, hingga akhirya lulus dari perguruan tinggi di Istanbul pada 1905.

Mustafa mendapat nama Kemal, yang berarti kesempurnaan, dari salah seorang pengajarnya karena dianggap cerdas. Setelah lulus, Mustafa bergabung dengan militer kekaisaran dan ditempatkan di Suriah, serta Palestina.

Setelah itu, ia kembali ke kampung halamannya di Salonica. Semasa hidupnya, Mustafa terlibat dalam sejumlah peperangan, seperti perang melawan Italia di Libya (1911-1912) dan Perang Dunia I (1914-1918).

Pada 1915, Mustafa berperan besar dalam mengusir Inggris dan Perancis dari Istanbul. Ia pun kemudian dipromosikan menjadi Brigadir Jenderal. Pada Oktober 1918, Kekaisaran Ottoman menyerah kepada Sekutu.

Namun, Mustafa memilih untuk mempertahankan wilayahnya yang luasnya lebih kurang sama dengan yang dikuasai oleh Turki saat ini.

Ketika pasukan Sekutu menduduki wilayah Ottoman, kaum revolusioner Turki menunjukkan perlawanan yang kemudian berkembang menjadi perang kemerdekaan Turki.

Setelah pasukan revolusioner memenangkan pertarungan, Kekaisaran Ottoman kemudian resmi dihapuskan pada 1921. Dua tahun berselang, Turki menjadi republik sekuler dengan Mustofa Kemal sebagai presiden.

Modernisasi Turki Sebagai presiden, Mustafa Kemal memulai program revolusioner di bidang sosial dan reformasi politik untuk memodernisasi Turki.

Di antara kebijakan yang dia promosikan adalah emansipasi wanita, penghapusan institusi Islam, serta pengenalan hukum dan budaya barat. Pada tahun 1935, Mustafa Kemal mendapat nama Ataturk di belakang namanya yang berarti

"Bapak negara Turki".

Pendiri Republik Turki ini meninggal pada 10 November 1938 di usia 57 tahun, disebabkan kelelahan serta komplikasi dari penyakit sirosis hati yang dideritanya sejak lama.

Meski telah meninggal dunia, penerusnya Ismet Inonu semakin memperkuat sosok Ataturk dengan gambar dan nama dirinya terpampang di hampir semua bangunan publik di Turki.

Nama Ataturk juga diabadikan dalam penamaan bangunan penting di seluruh Turki, seperti bandara internasional Ataturk di Istanbul, jembatan, bendungan serta stadion Ataturk.

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Fraksi PKS DPRD DKI Tolak Nama Tokoh Turki, Mustafa Kemal Ataturk Jadi Nama Jalan di Ibu Kota dan Kompas.com dengan "Mengenal Mustafa Kemal Ataturk, Namanya Akan Digunakan di Jalan Jakarta tapi Diprotes MUI dan PKS"

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved