Perayaan 50 Tahun Provinsi MSC Indonesia, Kardinal Suharyo Puji Semangat Misionaris di Maluku-Papua
Tarekat MSC hadir dari daerah yang paling sulit. Mulai dari Maluku, Irian Barat (Papua), Sulawesi lalu ke Karesidenan Pekalongan, Jawa Tengah.
Penulis: maximus conterius | Editor: maximus conterius
Dalam sejarah dunia modern saat ini Paus Fransiskus telah menulisnya dalam dua dokumen Gereja, yaitu Ensiklik Laudato Si sebagai kepedulian kepada semesta alam dan Fratelli Tutti tentang persahabatan dan persaudaraan sosial.

Ucapan syukur 50 tahun provinsi MSC Indonesia, 90 tahun MSC di Jakarta, juga kehadiran para perintis tahun 1902 di Indonesia dalam hubungannya dengan membaharui, tahun Yobel itu hendaknya diisi dengan kemampuan membaca tanda-tanda zaman.
Dokumen Paus Fransiskus hendaknya dipertimbangkan sebagai jalan kreatif.
"Dikasihilah Hati Kudus Yesus di mana-mana dan selama-lamanya," katanya.
Sebelumnya, para Misionaris Hati Kudus Yesus daerah Sulawesi-Kalimantan Timur mengadakan perayaan 50 tahun provinsi MSC Indonesia, Rabu (6/10/2021).
Perayaan dimulai dengan misa syukur di gereja Paroki Hati Kudus Karombasan, Manado.
Uskup Keuskupan Manado Mgr Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC menjadi selebran utama misa.
Ia ditemani Diakon Ovan Adikila, satu di antara seorang pemimpin MSC Indonesia Pastor Hubertus Berry Pareira, dan Superior Daerah MSC Sulawesi Kalimantan Timur Pastor Herry Purasa MSC.
Dalam khotbahnya, Uskup Rolly menekankan persaudaraan dan perhatian kepada orang miskin.
Anggota MSC harus mau menyebarkan identitas mereka dalam hal consecratio, communio, dan missio.
Anggota MSC harus membaharui diri dan mengikuti nasihat Injil yaitu ketaatan, kemurnian dan kemiskinan.
"Ini yang membuat kita menjadi unik," ujarnya.
Ia meminta semua melihat kembali identitas dan menjadi anugerah.
Baginya melihat identitas menantang bagi banyak orang.
Ada yang melihat identitas dari harta dan status hidup.