Kabar Tokoh
Bertemu Soekarno Saat Paskibraka, Heldy Djafar Jadi Istri Terakhir, 'Setiap Ketemu Pasti Digendong'
Tidak ada yang mustahil bagi perempuan ataupun masyarakat Kaltim suatu saat menjadi bagian dalam lingkaran Istana Negara
"Saya tidak menyangka RI 1 menyukai perempuan Kaltim.
Heldy Djafar, istri ke-9 Presiden Soekarno asal Tenggarong (kiri) saat berkunjung ke Pemprov Kaltim pada 2019 silam. (TribunKaltara.com / Cornel Dimas Satrio) (TribunKaltara.com / Cornel Dimas Satrio)
Kami bertemu pada tahun 1965 saat menjadi anggota Paskibraka.
Saya masuk barisan Bhineka Tunggal Ika. Dan dinikahi pada 1966," ungkap Heldy Djafar.
Saat berkenalan dengan Presiden Soekarno, ia dan orangtuanya terkejut lantaran tak menyangka pria sekelas Bung Karno kepincut wanita Kaltim yang usianya masih belia kala itu.
"Orangtua kaget, kenapa kok anak saya? Padahal banyak perempuan lain.
Tapi saya bersyukur bisa menjadi pilihan RI 1 kala itu. Tidak ada yang tak mungkin," katanya.
Kemesraan Heldy Djafar dan Soekarno hanya bertahan tak sampai 5 tahun, lantaran Soekarno harus menjadi tahanan di Wisma Yaso akibat situasi politik.
Namun Heldy Djafar tak pernah lupa sentuhan dan rasa sayang Soekarno.
"Susah cari orang seperti Bung Karno. Sampai sekarang saya belum pernah menemukan orang seperti Bung Karno.
Sentuhannya lebih lembut, penyayang. Setiap kali ketemu saya pasti saya digendong. Itu hebatnya saking sayangnya," ungkapnya.
Heldy Djafar (kiri), istri ke-9 Presiden RI 1 Soekarno bersama Asisten I Pemprov Kaltim Meiliana saat bertemu di Malam Resepsi HUT Pemprov Kaltim. (TRIBUN KALTIM/ANJAS PRATAMA)
Heldy Djafar merupakan perempuan kelahiran Tenggarong, 11 Juni 1947.
Dia dinikahi Bung Karno pada 1966.
Saat itu Heldy Djafar masih berusia 18 tahun sementara Bung Karno sudah 65 tahun.