Berita Sulut
Gubernur Sulut Olly Dondokambey Rombak Kabinet, 5 Sekda Berpeluang Ramaikan Bursa Eselon II Pemprov
Jabatan Sekretaris Daerah paling 'rawan' jadi 'sasaran tembak' buntut pergantian rezim kepala daerah.
Penulis: Ryo_Noor | Editor: Chintya Rantung
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Jabatan Sekretaris Daerah paling 'rawan' jadi 'sasaran tembak' buntut pergantian rezim kepala daerah.
Jika lengser dari jabatan, maka para Sekda akan menjadikan Pemprov Sulut sebagai 'pelabuhan' melanjutkan karir mereka.
Posisi Sekda sejumlah kabupaten/kota pun ikut terancam setelah berganti rezim ikut terancam.
Kebetulan, Gubernur Olly Dondokambey berencana melakukan penyegaran struktur jabatan di Pemprov Sulut.
Kesempatan ini, bisa dimanfaatkan untuk memastikan kelanjutan karir Birokrat Para Sekda
Adapun 5 Sekda kabupaten/kota yang masih berkutat dalam pergantian rezim kepala daerah.
Siapa saja mereka?
Sekda Kota Manado, Mickler Lakat. Birokrat yang satu ini merupakan Sekda sejak rezim Wali Kota Manado Godbless Sofcar Vicky Lumentut.
Kini rezim sudah berpindah ke Wali Kota Andrei Angouw. Isu jabatan Sekda pun jadi panas setelah pergantian rezim ini, bahkan sudah muncul nama-nama pejabat yang diproyeksikan ke posisi itu.
Sekda Minut, Jemmy Kubu. Birokrat senior yang satu ini merupakan Sekda di rezim pemerintahan Bupati Vonnie Anneke Panambunan. Kini rezim sudah berpindah ke Bupati Joune Ganda.
Sekda Minsel, Denny Kaawoan. Denny merupakan Sekda di masa rezim Bupati Christiany Eugenia Paruntu. Saat ini rezim sudah berpindah ke Bupati Franky Wongkar.
Sekda Bitung, Audy Pangemanan. Audy sebelumnya diangkat sebagai Sekda di zaman Wali Kota Maximilian Lomban. Kini rezim sudah berpindah ke Wali Kota Maurits Mantiri.
Sekda Boltim, Sonny Waroka. Birokrat yang satu ini diangkat sebagai Sekda di masa pemerintahan Bupati Sehan Landjar. Kini rezim sudah berpindah ke Bupati Sam Sachrul Mamonto.
Pengamat Politik Pemerintahan Sulut, Taufik Tumbelaka menilai pergantian Sekda saat peralihan kekuasaan suatu hal yang biasa dilakukan.
Sudah banyak contoh peralihan kekuasan kepala daerah, kemudian Sekda pun ikut berganti.
"Posisi Sekda ini biasanya paling rawan jika ada pergantian kepala daerah," ungkap Taufik.
Maka ada istilah beken para Sekda ini akan diprovinsikan. Artinya, para Sekda akan ditransfer ke Provinsi.
Posisi Sekda itu termasuk eselon IIA, sama tingkatannya dengan Kepala Dinas atau Kepala Badan di Provinsi.
"Kalau melihat jabatan beberapa Sekda, sudaj cukup lama menjabat, sehingga penyegaran jabatan itu bisa jadi alasan untuk pergantian," ungkap Taufik.
Para Sekda ini pun berpeluang menjabat posisi eselon II di Pemprov Sulut. Karena harusnya PNS jangan sampai di-nonjob-kan, meski begitu semua tergantung user yang akan menggunakan jasa mereka dalam hal ini kebijakan Gubernur.
Ada beberapa contoh Sekda yang ditransfer ke Provinsi, kemudian mendapat jabatan eselon II. Semisal Edison Humiang (Mantan Sekda Bitung), Rudy Mokoginta (Mantan Sekda Bolsel), dan Djemy Gagola (Mantan Sekda Talaud).
Namun, ada juga yang sempat non job lama di Provinsi semisal Edwin Roring (Mantan Sekda Sangihe). Belakangan Roring dipercaya menjabat Sekda Tomohon.
Meski begitu bukan berarti pula, para Sekda ini sudah pasti lengser karena pergantian rezim.
Taufik menilai tetap ada peluang para Sekda ini dipertahankan kepala daerah.
Pasalnya, kepala daerah belum bisa langsung mengganti Sekda setelah menjabat, ada aturan yang mengharuskan 6 bulan pascadilantik baru bisa melakukan mutasi.
Kesempatan 6 bulan ini bisa saja performa para Sekda bisa menarik hati para kepala daerah sehingga ikut mempertahankan jabatan tersebut. (Ryo)
Baca juga: Sosok Peltu Tatang Koswara, Anggota TNI AD Penembak Jitu Terbaik Dunia, Tak Sengaja Masuk Militer
Baca juga: Peringatan Dini Besok Rabu 6 Oktober 2021, BMKG: Ini Daftar 20 Wilayah yang Waspada Cuaca Ekstrem
Baca juga: Nama-nama Penerima Anugerah Bintang Militer, Diberikan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka