G30S PKI
Brigjen Katamso dan Kolonel Sugiyono Dikhianati Bawahan saat G30S PKI, Korem Sudah Dikuasai
2 Pimpinan Korem Dikhianati Bawahan saat G30S PKI, Jasadnya Nyaris tak Ditemukan Selamanya
Penulis: Aldi Ponge | Editor: Aldi Ponge
Katamso mencium gelagat itu, sehingga memberikan pelatihan militer kepada mahasiswa untuk meningkatkan kecintaan kepada negara diatas kelompok dan golongan.
Dia memperkuat posisi resimen mahasiswa. Katamso berharap suatu saat diperlukan, mahasiswa siap memimpin sebuah kompi.
Katamso selalu mendekatkan diri dengan masyarakat. Ia sering hadir dipertemuan umum, sehingga makin dikenal masyarakat.
Katamso terus berupaya membina masyarakat untuk memperbaiki kondisi yang saat itu sangat miskin karena tekanan ekonomi.
Dia menjalin hubungan erat dengan para guru, orangtua siswa dianjurkan untuk membantu para guru.
Keterbukaan dan kedekatan inilah membuat PKI tak menyukai Katamso. suasana semakin tak menentu. Bermunculan propoganda PKI melalui selebaran dan pelakat.
Sore itu, Katamso baru saja kembali dari Magelang dan Kolonel Sigiono baru kembali dari Pekalongan.
Katamso pun disodorkan surat pernyataan yang isinya mendukung dewan revolusi untuk ditandatanganinya.
Dia menolak, lalu memanggil para perwiranya untuk membahas situasi tersebut. Tak disangka, sebagian stafnya sudah dipengaruhi PKI.
Mereka datang ke rumahnya sudah membawa senjata untuk menculik Katamso. Dia dibawa ke Desa Keuntungan, kompleks Batalyon.
Dia dipukuli dengan kunci mortir 8 dan disertai beberapa kali pukulan. Mayatnya dimasukan dalam lubang yang sudah disiapkan sebelumnya.
Jenazahnya dan Kolonel Sugiono ditemukan pada 21 Oktober, setelah dilakukan pencarian besar-besaran. Tim pencari curiga atas tanaman yang baru ditanam di kompeks asrama di Keuntungan.
Anggota pencari menusukkan tongkatnya ke dalam tanah yang masih lunak. Ujung tongkat beradu dengan sebuah benda.
Tempat yang dicurigai itu langsung digali, dan bau busuk menyengat hidung. Di tempat itulah ditemukan jenazah Kolonel Katamso dan Letnan Kolonel Sugiyono.
22 Oktober 1965, Katamso dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki Yogyakarta. Katamso Darmokusumo diangkat menjadi Pahlawan Revolusi pada 19 Oktober 1965 atas Keppres No. 118/KOTI/1965.