G30SPKI
Sosok Letjen MT Haryono, Petinggi TNI AD jadi Korban Keganasan G30S/PKI, Sempat Masuk Sekolah Dokter
Letjen MT Haryono tewas setelah dibantai secara keji oleh pasukan Cakrabirawa di kediamannya Jalan Prambanan Nomor 8 Jakarta.
Fasih 3 Bahasa
Letjen MT Haryono ini fasih berbicara 3 bahasa asing.
Seperti, bahasa Belanda, Inggris dan Jerman. Dengan kemampuannya itu membuat Haryono menjadi perwira penyambung lidah dalam berbagai perundingan.
Semasa hidupnya, perwira ini pernah menjabat Sekretaris Delegasi Militer Indonesia pada Konferensi Meja Bundar, Atase Militer RI untuk Negeri Belanda dan Deputy III Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad).
Sejak bersekolah di- HBS, Harjono sudah menguasai bahasa Belanda, Inggris, dan Jerman. Kemahiran berbahasa asing tersebut Haryono diberi kepercayaan memangku jabatan sebagai Kepala Kantor Penghubung, sejak 1 September 1945.
Jabatan sebagai Kepala Kantor Penghubung tidak lama berlangsung lama.
Sebab di Desember 1945 Haryono dipindahkan ke Sekretariat Keamanan.
Taat Beragama
Anak pasangan suami istri (Pasutri), Mas Harsono dan Alimah ini mendapatkan pendidikan pertama di Europese Lagere School (ELS), Jakarta.
Usai tamat di ELS, Haryono melanjutkan pendidikan ke Hoogere Burger School (HBS) se-tingkat Sekolah Menengah Atas.
Pria yang terlahir dari keluarga yang taat beragama ini sempat mengenyam pendidikan umum di Ika Daigaku (Sekolah Tinggi Kedokteran) pada jaman Jepang. Namun, Haryono hanya belajar selama tiga tahun.
Tahun 1943, Pemerintah Pendudukan Jepang membuka kesempatan bagi pemuda-pemuda Indonesia untuk dilatih menjadi tentara Peta (Pembela Tanah Air). Sehingga Haryono berminat beralih ke bidang militer.
Sejak saat itu Haryono mulai berkecimpung di militer. Di masa itu pemerintah mengumumkan pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR). BKR kemudian berganti menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Kemudian Tentara Nasional Indonesia (TNI).
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL:
Artikel ini telah tayang di Sripoku.com dengan judul Kisah Mayjen MT Haryono, Calon Dokter yang Jadi Korban Keganasan G30S/PKI: Fasih 3 Bahasa