Peristiwa G30S PKI
Kisah Para Anggota PKI yang Dieksekusi Mati, Ada yang Punya Ilmu Kebal Namun Akhirnya Tetap Tewas
Seperti yang diketahui gerakan tersebut menjadi tragedi pembantaian yang sadis dalam sejarah Indonesia.
"Klik-klik." Pistol sama sekali tak bisa menyalak, padahal peluru masih penuh.
Dua kali Danton mengulanginya, namun hasilnya tetap sama. Pistol itu tak mau meletus.
"Kamu punya ilmu ya?" tanya sang Danton.
"Tidak," jawab anggota PKI yang jadi tawanan tersebut.
Kali ini pistol dikokang dan ditempelkan lagi ke kening tawanan. Pelatuk ditarik dan Dorr!
Sejurus kemudian tawanan itu terjengkang ke belakang dan langsung tewas.
"Rupanya, jawaban "Tidak" dari sang jagoan merupakan kunci pelepasan ilmu kebalnya sehingga dia mati sesuai permintaannya…" ungkap Mayjen TNI (Purn) Rachwono yang ikut dalam Batalyon Kala Hitam saat menggulung sisa-sisa kekuatan PKI Madiun seperti dikutip dalam dokumen pribadinya.
Belasan anggota organisasi pelajar Muslim membakar sekretariat organisasi pelajar underbow PKI. (bbc indonesia)
Dukun PKI Kebal Senjata dan Peluru
Kejadian tak jauh berbeda dialami pasukan Kopassus yang diterjunkan untuk menumpas seorang simpatisan PKI yang terkenal sebagai dukun
Dikutip dari buku "Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando" karya Hendro Subroto, saat itu pada tahun 1967, perburuan terhadap simpatisan dan anggota PKI dilakukan di kawasan yang terletak antara Cepu dan Ngawi.
Kopassus bersama sejumlah prajurit Kodam Diponegoro hendak menumpas simpatisan PKI yang bernama Mulyono Surodihadjo alias Mbah Suro.
Dalam operasi ini, Kopassus berkekuatan satu kompi di bawah pimpinan Letnan Feisal Tanjung, sedangkan Kodam Diponegoro menerjunkan prajurit dari Yon 408, Yon 409, Yon 410.
TNI terpaksa menggunakan cara kekerasan untuk menghentikan dukun PKI itu.
Adapun Mbah Suro merupakan seorang mantan lurah yang dibebastugaskan akibat kesalahannya sendiri.
Setelah lengser sebagai lurah, Mbah Suro membuka praktik sebagai dukun yang mengobati orang sakit.